Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Polisi Sebut 24 Korban Hilang Longsor Sukabumi, 11 Meninggal

Polisi Sebut 24 Korban Hilang Longsor Sukabumi, 11 Meninggal Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, mengatakan tim search and rescue (SAR) gabungan, terus melakukan pencarian terhadap korban tanah longsor di Sukabumi, Jawa Barat. Bahkan hingga kini tercatat sebanyak 24 orang dinyatakan masih hilang.

"Satu satuan setingkat peleton (SST) berjumlah 25 orang melaksanakan tugas penanganan dan pencarian korban tanah longsor tersebut. Mereka sudah ada di lokasi bencana sejak pukul 03.35 WIB, 1 Januari 2019. Jumlah korban yang belum dapat ditemukan 24 orang," ujarnya di Jakarta, Rabu (2/1/2019).

Ia menambahkan, berdasarkan catatan polisi, total korban yang dapat dievakuasi sebanyak 77 orang dan 11 orang di antaranya tewas.

"Sebanyak 63 orang di pengungsian, 3 luka berat di RSUD Pelabuhan Ratu, 11 orang meninggal dan sudah berhasil diidentifikasi," katanya.

Tim DVI Polda Jawa Barat, lanjut Dedi, telah menyiagakan 8 personel di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Sukabumi. Kemudian, Direktorat Sabhara Polda Jawa Barat mengerahkan 20 personel serta 5 personel K-9.

"Dua ekor anjing pelacak dan 5 orang pawang," imbuhnya.

Sebelumnya, Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas, Made Oka, menjelaskan area pencarian memiliki luas 3.500 meter persegi. Fokus pencarian di titik-titik yang sudah ditandai oleh tim atas informasi dari warga dan keluarga korban.

"Area pencarian seluas 3.500 meter persegi, ini sebenarnya rumahnya bukan longsor, tapi tertimbun oleh longsoran jadi enggak bergerak. Semua personel dibagi menjadi dua shift dari pagi sampai siang dan siang sampai sore. Kita mengoptimalkan untuk mencari dan mengevakuasi," terangnya.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani, menyebut longsor menimbun puluhan rumah di Kampung Cimapag pada Senin (31/12/2018) sore. Wilayah kampung adat tersebut masuk zona dengan kerentanan gerakan tanah tinggi.

"Berdasarkan peta potensi gerakan tanah Kabupaten Sukabumi bulan Desember 2018, daerah bencana sebagian besar masuk ke zona kerentanan gerakan tanah menengah-tinggi," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: