Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bahaya! Ada yang Berusaha Gagalkan Pemilu?

Bahaya! Ada yang Berusaha Gagalkan Pemilu? Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin menyoroti penyebaran hoax selama Pemilu 2019. Juga menilai ada usaha berkali-kali dan sistematis untuk mendiskreditkan penyelenggara pemilu.

Jubir TKN Jokowi-Ma'ruf, Arya Sinulingga, meminta penyebaran hoax dihentikan. Ia menyebutkan sejumlah isu hoax, mulai soal penganiayaan Ratna Sarumpaet, selang darah dipakai 40 orang di RSCM, pembangunan Tol Cipali tanpa utang, kotak suara kardus yang diisukan negatif, dan yang terbaru soal 7 kontainer berisi surat suara yang sudah tercoblos.

"Itu kan merusak legitimasinya KPU. Mencoba merusak legitimasinya penyelenggara pemilu. Nanti ini akan mencoba ujung-ujungnya nanti kalau gagal, kalah, mengatakan karena penyelenggara udah jelek sejak awal, nggak bener sejak awal. Akan bisa dikomplainlah," ujarnya di Jakarta, Kamis (3/1/2019).

Ia menjelaskan, upaya sistematis untuk mendiskreditkan KPU ini berbahaya. Karenanya Arya curiga ada pihak yang ingin membuat rakyat tak percaya kepada KPU, sehingga pemilu menjadi kacau. Bahkan ada pihak yang takut kalah.

"Ini yang kita bilang ada usaha yang sistematis untuk mendiskreditkan penyelenggara pemilu. Ini berbahaya betul. Apa ini tanda-tanda kekalahan sehingga membuat semuanya makin kabur? Supaya rakyat tidak percaya kepada legitimasi penyelenggara pemilu? Kita harapkan tidak seperti itu," terangnya.

Menurutnya, sejak awal Jokowi sudah mengatakan bahwa Pemilu adalah pesta rakyat,  karena itu disambut dengan gembira.

"Happy dengan ini, bukan membawa ketakutan. Bukan membuat negara ini seakan-akan mau chaos saja, tapi mari membawa pemilu ini menjadi lebih baik. Kami berharap ini adalah hoax terakhir yang disampaikan," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: