Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penjualan iPhone Melemah, Saham Apple Turun 38% Sejak Oktober 2018

Penjualan iPhone Melemah, Saham Apple Turun 38% Sejak Oktober 2018 Kredit Foto: Getty Image
Warta Ekonomi, Jakarta -

Saham Apple turun lebih dari 9% semalam dan berlanjut hingga pagi ini. Ternyata, tren penurunan tersebut sudah berjumlah 38% sejak Oktober 2018. Penurunan itu dipengaruhi oleh pasar iPhone yang melemah sehingga memengaruhi pendapatan perusahaan dalam jangka pendek.

Meskipun begitu, pengaruh perubahan pendapatan itu sangat besar dalam menurunnya saham Apple beberapa waktu ini. Pada 3 Oktober 2018, saham mereka dijual dengan nilai 232,07 per saham, sedangkan harga mengalami fluktuasi dan secara umum pasarnya sedang terpuruk saat itu. Hal itu membuat Apple kehilangan sekitar US$87 bagian sejak titik tertinggi pada Oktober lalu.

Kemudian, tadi malam, sebelum perusahaan menghentikan sejenak proses trading untuk memberi pengumuman, saham mereka berdiri di US$157,92 per bagiannya. Pagi ini, saham mulai pulih meski masih turun 8,9% menjadi US$144,981.

Analis Senior D.A. Davidson, Tom Forte mengatakan, meskipun ia sudah menduga hal itu, tetap saja penurunan saham itu mengejutkan jika mengingat posisi Apple yang kuat di pasar.

“Saya tahu kalau penjualan unit iPhone sedang lemah, tapi dugaan saya tidak selemah itu,” kata Forte, dilansir dari TechCrunch, Jumat (4/1/2019).

Menurut Forte, faktor besar lain dari pengumuman kemarin, saat perusahaan mengatakan berhasil meraih 20% dari penjualannya di China. Penurunan penjualan iPhone di China dipengaruhi berbagai faktor, seperti melemahnya ekonomi China karena perang dagang China-Amerika Serikat, hingga konsumen China yang lebih memilih merek China daripada iPhone. Tren melemahnya penjualan iPhone juga terjadi di pasar dunia, yakni India, Rusia, Brasil, dan Turki.

Terlepas dari kinerja iPhone yang melemah, kabar baiknya, sisa portofolio produk itu naik 19% yang bisa menjadi pertanda baik untuk masa depan. Belum lagi, perusahaan telah menyisihkan US$100 miliar untuk keperluan pembelian kembali saham mereka.

“Mereka punya neraca dan program pengembalian saham. Mereka juga masih menghasilkan arus kas bebas yang sangat signifikan, dan jika investor individu tidak akan membeli saham, maka perusahaan yang akan melakukannya,” papar Forte lagi.

Analis keuangan Canaccord Genuity juga percaya, Apple masih memiliki kondisi keuangan fundamental yang baik sehingga ia masih merekomendasikan untuk membeli saham untuk Apple. Sementara itu, Forte menyampaikan, selama perang dagang AS-China masih berjalan, Apple mungkin tidak bisa memperoleh pendapatan seperti dulu dalam waktu dekat ini, meski penjualan mereka dalam kondisi yang lebih kuat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: