Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bawono, Pengusaha Sepatu yang Melejit Lewat Whatsapp Business

Bawono, Pengusaha Sepatu yang Melejit Lewat Whatsapp Business Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

Empat tahun lalu, Jangkar Bawono, seorang mahasiswa asal Indonesia, mulai bekerja dengan perajin lokal membuat sepatu kulit untuk teman-teman. Desain unik mereka menjadi popular dan digemari banyak orang, sehingga Bawono memutuskan untuk memulai bisnis sepatu kulit, Portblue. Sejak Oktober 2015, Portblue telah menjadi merek mapan di negara Asia Tenggara, dan juga menciptakan peluang kerja reguler bagi perajin di Surabaya, Jawa Timur.

Bukan hanya desain unik yang bekerja dalam mendukung Portblue. Strategi pemasaran Bawono sama bertanggung jawabnya untuk menjadikan bisnisnya terkenal.

“Kami beroperasi tanpa tim pemasaran khusus. Kami fokus hanya pada satu aplikasi, yakni WhatsApp,” kata pengusaha berusia 20-an ini, “hampir semua pelanggan kami memiliki dan menggunakan WhatsApp. Karenanya, kami merasa lebih baik untuk fokus pada aplikasi yang digunakan oleh kebanyakan orang itu."

Ternyata, strateginya itu berhasil. Penjualan mereka tumbuh 70 persen setiap tahun, dan awalnya hanya tiga anggota dalam timnya, ketika memasuki 2015, perusahaannya berkembang menjadi 50 karyawan.

“Portblue menjual antara 800 dan 1.400 pasang setiap bulannya. Hampir 80 persen penjualan penutupan dilakukan melalui WhatsApp Business (mereka beralih dari WhatsApp ke WhatsApp Business tahun lalu) dibandingkan dengan situs web,” ungkapnya.

Rencana bisnis

Sejak diluncurkan pada Januari tahun lalu, WhatsApp Business telah menjadi aplikasi unduh gratis yang populer di kalangan bisnis lokal untuk berkomunikasi dengan pelanggan, menghasilkan arahan, dan menghasilkan keuntungan. Ada lebih dari tiga juta orang yang aktif menggunakan aplikasi WhatsApp Business, banyak di antaranya di Asia.  

Aplikasi Android itu, dirilis di enam pasar (India, Indonesia, Italia, Meksiko, Inggris, dan AS), memberikan kehadiran formal pada usaha kecil di WhatsApp dan menawarkan alat yang membuat pesan dengan pelanggan lebih efisien, seperti salam (untuk pengenalan) dan pesan jauh (untuk memberi tahu perusahaan bahwa pelanggan sedang sibuk), dan statistik perpesanan yang menawarkan metrik sederhana seperti jumlah pesan yang dibaca untuk melihat apa yang berfungsi.

“Ini berfungsi karena sebagian besar orang Indonesia memilih untuk berinteraksi melalui WhatsApp. Mereka merasa aman, dan nyaman untuk mendapatkan informasi tentang kami karena pertanyaan mereka dijawab oleh manusia (tidak seperti jawaban robot di situs web),” kata Bawono.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: