Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mau Bayar Utang, Waskita Bakal Terbitkan Obligasi Rp5 Triliun

Mau Bayar Utang, Waskita Bakal Terbitkan Obligasi Rp5 Triliun Kredit Foto: Annisa Nurfitriyani
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menyatakan bahwa pada tahun ini perseroan akan menggelar aksi korporasi untuk mencari dana segar. Perseroan rencananya akan menerbitkan surat utang atau obligasi dengan mengincar dana sebesar Rp5 triliun.

Direktur Keuangan dan Strategi PT Waskita Karya (Persero) Tbk, Haris Gunawan menuturkan bila penerbitan obligasi akan tergantung kondisi, namun kemungkinan akan dilakukan setelah pemilihan umum (pemilu) selesai digelar.

"Mengenai bonds, itu tergantung kondisi, tapi akan dilakukan di semester I akhir dan awal semester II senilai total Rp5 triliiun," ujarnya di Jakarta, Jumat (4/1/2019).

Menurut Haris, dana hasil penerbitan obligasi sebagian akan dialokasikan perseroan untuk melakukan pembayaran sebagian utang. Perseroan pun sudah meminta para perusahaan penjamin, seperti Danareksa Sekuritas dan Mandiri Sekuritas untuk meracik skema yang tepat bagi perusahaan.

"Nanti Rp2 triliun untuk refinancing. Mekanisme penerbitan bonds pada tahun ini kami inginkan berupa penjaminan. Bisa juga konsep bunga nol persen atau bunga di awal saja," terangnya.

Selain itu, perseroan memiliki mekanisme lain terkait penerbitan obligasi di tahun ini. "Skema ketiga, kami mengikuti pemerintah dengan floating rate plus spread dan tetap tergantung situasi capital market," ujarnya.

Baca juga: Butuh Dana Segar, Waskita Bakal Jual Tol ke Asing

Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk, I Gusti Ngurah Putra mengungkapkan bila dalam memutuskan untuk meraup dana segar, skema yang akan dijalankan merupakan skema yang memiliki biaya dan risiko paling rendah. Sehingga, skema pendanaan yang akan dilakukan perseroan di tahun politik ini bervariasi.

"Apakah global bonds, komodo bonds atau lokal dan skema pendanaan lain, kami cari yang cost paling rendah, kedua risikonya paling rendah. Jadi, kami lihat tenor, underlying dan lain-lain itu," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: