Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waduh! Ma'ruf Amin Angkat Bicara Soal Ulama

Waduh! Ma'ruf Amin Angkat Bicara Soal Ulama Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Bogor -

Saat menghadiri haul ke 6 Syekh Abdul Qodir Al Jailani di Pondok Pesantren Raudhoh Al Hikam, Cibinong, Bogor, Cawapres Ma'ruf Amin bercerita tentang sifat Rasulullah SAW yang santun dan berharap para ulama di Indonesia tak mengkafirkan mahzab yang beda pendapat.

"Kalau kamu keras, galak, keras hati tentu mereka akan lari, akan kabur dari sekitarnya. Ini kenapa Rasul dalam tempo singkat bisa mengubah masyarakat jahiliyah karena caranya yang santun. Ternyata santun itu rahmat Allah," ujarnya di Bogor, Sabtu (5/1/2019).

Ia menilai cara-cara yang dicontohkan Rasul tersebut juga dilakukan para ulama di Indonesia sehingga tanah air menjadi negara dengan penduduk mayoritas muslim di dunia.

"Kita bangsa Indonesia patut bersyukur, dulu Indonesia bukan umat agama Islam, berkat ulama dan auliya diubah menjadi mayoritas muslim. Itu bukan kerja gampang, karena mereka mengikuti tuntunan Rasul. Bagaimana Rasul ngajak orang yaitu dengan cara santun," jelasnya.

Menurut Ma'ruf, Rasulullah dalam berdakwah juga menggunakan cara-cara yang tidak memaksa, mengintimidasi, mengancam dengan hoax dan teroris, atau memaki. Namun Nabi menggunakan cara yang santun, toleran, dan tidak pernah mengganggu orang lain.

"Makanya para ulama kalau beda pendapat pakai pendekatan itu juga, masing-masing saja. Tidak perlu kita menjelekkan mazhab yang lain, apalagi memusyrikkan, mengkafirkan. Para ulama kita sangat santun," katanya.

"Ketika di Indonesia banyak partai, (ada istilah) partai ente partai ente, partai kita partai kita, tidak perlu saling menghinakan," lanjutnya.

Ia menambahkan, ajaran ulama mengajak untuk saling mencintai, apalagi sesama muslim, dan bukan saling membenci dan memusuhi. Perumpamaan orang mukmin satu dan yang lain yang saling menyayangi ialah jika ada salah satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh tubuh akan merasakan sakit.

"'Kami jadikan kalian bersuku-suku, berbangsa-bangsa, untuk saling mengenal, saling ta'aruf, saling menyayangi'. Ini ajaran ulama kita dalam membangun hubungan sesama muslim maupun juga non muslim bahkan lain negara," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: