Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ace Hasan: Kubu Prabowo Kurang Panggung

Ace Hasan: Kubu Prabowo Kurang Panggung Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf, Ace Hasan Syadzily, mengatakan sebaiknya KPU membuka catatan atau notula rapat bersama Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Sehingga polemik kisi-kisi pertanyaan debat Pilpres yang dibocorkan ke masing-masing pasangan calon menjadi terang.

"Siapa yang memanipulasi hasil rapat KPU, TKN, dan BPN? Di dalam rapat setuju, tapi di luar rapat berbeda. Di luar setelah rapat koar-koar berbeda dengan hasil rapat. Seharusnya KPU buka saja notulensi rapat KPU siapa yang tidak setuju debat," ujarnya di Jakarta, Senin (7/1/2019).

Ia menjelaskan, mekanisme debat perdana pada 17 Januari mendatang telah disepakati dalam rapat KPU-TKN-BPN. BPN Prabowo-Sandi telah melakukan manipulasi dengan mengatakan tim Jokowi tau mau ada pemaparan visi-misi.

"Kubu 02 sadar masih kurang panggung, maka yang sekarang mereka gencar lakukan adalah mencari panggung untuk menarik perhatian pemilih terutama media. Memanipulasi hasil rapat dengan KPU merupakan bagian dari mencuri panggung itu," terangnya.

"KPU sudah mengatur debat dengan baik. Setiap awal debat, paslon diminta menyampaikan visi-misinya. Jadi terlihat jelas paslon 02 ingin tambahan panggung saja sehingga bisa mengumbar sensasi," lanjutnya.

Ia menegaskan Jokowi-Ma'ruf siap menghadapi debat capres-cawapres. Apalagi Jokowi maupun Ma'ruf, yang sudah berpengalaman menghadapi format debat serupa. Khususnya Jokowi, yang dinilai Ace bakal tampil makin mantap di debat Pilpres 2019.

"Pak Jokowi santai karena sudah empat kali pengalaman dalam debat. Dua kali dalam debat wali kota, satu kali ketika Pilgub DKI, dan satu kali saat Pilpres 2014. Dan performanya sudah dibuktikan. Prabowo justru keteteran. Dengan pengalaman empat tahun di pemerintahan, maka Pak Jokowi akan tampil makin mantap," jelasnya.

"Sedangkan Kiai Ma'ruf sudah terbiasa dalam isu-isu tentang pemerintahan, baik ketika jadi politisi maupun wantimpres. Apalagi beliau mantan Rais Aam Syuriah NU yang terbiasa dengan tradisi bahstul masail di pesantren," tambahnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: