Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Progress Pembangunan Dermaga Makassar New Port Dipercepat

Progress Pembangunan Dermaga Makassar New Port Dipercepat Kredit Foto: Pelindo IV Persero
Warta Ekonomi, Makassar -

PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) terus mengebut proses pembangunan dan pengerukan di dermaga baru Makassar New Port, sebagai salah satu upaya dan langkah taktis menghadapi masalah antrian yang terjadi di Terminal Petikemas Makassar beberapa waktu belakangan ini.

Direktur Utama PT Pelindo IV, Farid Padang mengatakan percepatan pembangunan yang dilakukan pihaknya untuk membangun mega proyek Makassar New Port (MNP), salah satunya juga yaitu untuk mempercepat pembangunan di Sulawesi Selatan dan Barat, secara umum di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Dia menyebut, saat ini pihaknya tengah mempersiapkan dermaga MNP, untuk kedatangan kapal yang akan melakukan bongkar muat barang di salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut. Dengan begitu lanjutnya, kapal-kapal yang saat ini masih mengantri di Terminal Petikemas Makassar (TPM) bisa dialihkan ke dermaga MNP untuk segera melakukan bongkar muat barang.

“Secara total, progress pembangunan MNP Tahap I sudah mencapai 93,13% [per 4 Januari 2019]. Untuk Tahap 1 Paket A progressnya sudah 100%, Paket B 93,11% dan Paket C sudah mencapai 82,06%,” jelasnya, Selasa (8/1/2019).

Selain fokus pada pembangunan MNP, Perseroan juga akan melakukan penambahan alat di TPM, yaitu 1 unit Container Crane (CC) dan 2 unit Rubber Tired Gantry (RTG), sehingga total terminal petikemas tersibuk di KTI ini akan memiliki 7 unit CC dan 18 unit RTG. Juga tambahan 5 unit alat Reach Stacker.

Pihaknya juga segera mendatangkan alat baru di MNP sebagai tambahan alat yang sudah ada, sebelum diresmikan oleh Presiden Joko Widodo, Menteri BUMN dan Menteri Perhubungan.

Sedangkan untuk mengendalikan antrian kapal, dia mengungkapkan bahwa pihaknya akan melakukan optimalisasi receiving dan delivery kontainer di TPM agar kecepatan di dermaga seimbang dengan pengaturan kontainer di lapangan penumpukan.

“Termasuk solusi lainnya adalah, mekanisme kapal di pelabuhan konvensional jika tambatannya kosong. Juga melakukan penataan kontainer pada container yard saat jam tidak sibuk, yaitu pukul 24.00 hingga 05.00.”

Disamping itu kata Farid, pihaknya juga akan melakukan truck losing untuk Full Container Load (FCL) maupun Less Than Container Load (LCL) yang langsung dapat keluar ke depo pelayaran masing-masing, agar aktivitas bongkar dan muatan akan lebih cepat dengan memisahkan bongkaran dan muatan dengan membuat block plan setiap kapal dengan optimasilisasi RTG pada setiap bongkaran dan muatan yang akan diangkut.

“Kami juga segera melakukan penetapan berthing window dengan maksimum 3 hari bongkar dan jumlah antrian 7 kapal. Juga passing grade yang dilewati, dikombinasikan dengan sistem first come dan first service agar semua pelayanan dapat dipenuhi dan mengurangi komplain," terangnya.

“Tentunya diperlukan adanya Focus Group Discussion (FGD) yang terintegrasi antara cargo owner, pelayaran, forwarding dan Pelindo IV agar sistem pelayanan dapat dilakukan dengan sistem harmonisasi pelayanan angkutan petikemas, tentunya dengan tetap memerhatikan masalah keselamatan dan peningkatan level of service, serta untuk mempertahankan zero accident dan zero complaint,” tambahnya.

Menurutnya, dari pangsa pasar 9 kapal petikemas, semuanya sepakat untuk dilakukan harmonisasi pelayanan agar pelaksanaan distribusi logistik dapat menurunkan biaya logistik dan yang terpenting juga adalah, sistiem tambatan dengan berthing window akan ditegakkan sehingga semua pelayaran yang masuk di TPM dapat bersama-sama dengan Pelindo IV untuk menegakkan sistem dan aturan seperti yang terjadi di transportasi udara.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: