Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Berpotensi Tinggi, Airlangga Mau Genjot Ekspor Hortikultura

Berpotensi Tinggi, Airlangga Mau Genjot Ekspor Hortikultura Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kinerja ekspor tahun lalu dinilai masih jauh dari ekspetasi. Bahkan, diproyeksikan akan berlanjut di tahun ini akibat ketidakpastian kondisi ekonomi global.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai dalam jangka pendek pihaknya bakal menggenjot bisnis hortikultura ketimbang industri manufaktur. Airlangga menegaskan alasannya menggenjot bisnis hortikultura karena memiliki potensi yang besar dan lebih mudah ketimbang manufaktur.

Untuk itu, dalam jangka pendek, pihaknya bakal mendorong peningkatan ekspor di sektor tersebut, seperti pengalengan buah-buahan dan ekspor buah segar. Salah satu pengembangan yang sudah dilaksanakan adalah kawasan hortikultura di Lampung. Daerah ini sudah menghasilkan tanaman buah yang diolah dalam kalengan untuk diekspor ke sejumlah negara. "Utamanya, buah nanas dan pisang," ujarnya di Jakarta, Selasa (8/1/2019).

Selain itu, produk lain yang potensial untuk ditingkatkan ekspornya dalam waktu dekat, yakni perhiasan dan olahan ikan. Subsektor perhiasan dan permata diketahui sudah menghasilkan kinerja yang baik dengan mengalami pertumbuhan nilai paling besar untuk ekspor pada Oktober 2018. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), subsektor ini tumbuh sebesar 82,24% dengan nilai US$294,1 juta.

Airlangga menambahkan, sektor perikanan juga memiliki potensi besar, mengingat Indonesia mempunyai luas perairan lebih besar dibanding dengan daratan. Potensi nilai manufakturnya besar untuk diolah dan dikirim ke luar negeri. "Tapi, tentu ada kendala dalam ketersediaan bahan pengolah," tuturnya.

Dalam peta jalan industri 4.0, Kemenperin memiliki target di sektor industri makanan dan minuman. Yakni, menjadikan Indonesia sebagai pemain utama industri makanan dan minuman di dunia.

Salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai target tersebut adalah memaksimalkan olahan buah dan sayuran pada tiga hingga lima tahun ke depan. Tujuan utamanya, mengurangi ketergantungan impor bahan baku produk pertanian, sehingga mampu meningkatkan efisiensi di seluruh rantai nilai industri melalui penerapan industri 4.0.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: