Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ekspor Mamin Indonesia ke Belanda Meningkat Tajam

Ekspor Mamin Indonesia ke Belanda Meningkat Tajam Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Belanda menjadi pasar penting bagi produk-produk Indonesia, khususnya produk makanan dan minuman (mamin). Untuk itu, Indonesia terlibat dalam Horecava 2019 di RAI Amsterdam, yang merupakan  pameran terbesar untuk produk makanan dan minuman di Belanda.

Duta Besar Indonesia untuk Belanda, Puja mengatakan, nilai ekspor Indonesia ke Belanda untuk miscelleneous food mencapai US$10,3 juta pada periode Januari-Oktober 2018 atau mengalami peningkatan sebesar 21,7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan ekspor ini diyakini berlanjut, mengingat tren ekspor menunjukkan angka yang positif, yakni 41,7% selama periode lima tahun berturut-turut.

"Oleh karenanya, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi Indonesia untuk berpartisipasi dan memanfaatkan pameran sebesar Horecava ini sebagai ajang promosi sekaligus berkompetisi untuk memenangkan pasar produk makanan dan minuman di Belanda yang trennya terus berkembang dari tahun ke tahun," kata Puja dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/1/2019).

Menurut Puja, tahun ini merupakan momentum yang tepat bagi Indonesia untuk terus mempromosikan produk dalam negeri di Belanda. Hal ini berdasarkan proyeksi bahwa Real Private Consumption Expenditure Belanda pada 2019 diharapkan naik sebesar 1,8% yang akan diikuti oleh kenaikan konsumsi terhadap makanan, properti, hiburan, pakaian, kesehatan, pendidikan, energi, dan bahkan layanan.

"Pasar food and beverage products Indonesia di Belanda masih sangat mendominasi, mengingat kedua negara punya sejarah yang panjang. Sehingga tidak dapat dipungkiri makanan Indonesia sangat memengaruhi tren makanan di Belanda. Ditambah lagi banyaknya restoran serta diaspora, juga mahasiswa Indonesia yang merupakan captive market yang cukup besar," ujar Puja.

Pada Horecava 2019 ini, sebanyak tujuh perusahaan bergabung di paviliun Indonesia, menjajakan produk yang beragam, dari teh dan teh organik, jeli kelapa, kentang manis, mentega dan bubuk kokoa,  kopi, mie, keripik dan selai kelapa, herbal, cabai dan sebagainya.

"Kami juga menggandeng salah satu perusahaan Indonesia yang bergerak di industri coklat untuk memanfaatkan posisi Belanda sebagai World's Main Importer untuk cocoa beans dan nomor dua dunia untuk cocoa grinder. Ditambah lagi, nilai impor Belanda untuk cocoa beans dari dunia menunjukkan rata-rata pertumbuhan yang terus meningkat sebesar 6,0%," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: