Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AISA CS Tak Terima Disebut Pailit, Hmm...

AISA CS Tak Terima Disebut Pailit, Hmm... Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) bersama entitas anak usaha yang dimilikinya, yaitu PT Putra Taro Paloma, PT Balaraja Bisco Paloma, PT Tiga Pilar Sejahtera, PT Poly Meditra Indonesia, PT Dunia Pangan, PT Jatisari Sri Rejeki, PT Indo Beras Unggul, dan PT Sukses Abadi Karya Inti, tak terima jika disebut dalam keadaan pailit atau bangkrut.

Direktur Utama AISA, Hengky Koestanto, mengungkapkan bahwa AISA dan entitas-entitas anak usahanya membantah pernyataan yang mengatakan pihaknya dalam keadaan bangkrut. Ia menampik bahwa pihaknya bukan pailit, melainkan dalam keadaan penundaan pembayaran kewajiban utang (PKPU).

“Sehubungan dengan perpanjangan masa PKPU Tetap, manajemen bersama-sama dengan tim Deloitte selaku financial advisor saat ini sedang melakukan penyusunan proposal perdamaian untuk AISA dan entitas anak,” kata Hengky dalam keterbukaan informasi yang diterima di Jakarta, Kamis (10/01/2019).

Namun sayangnya, penyusunan proposal tersebut tidak berjalan mulus. Pasalnya, AISA dihadapkan dengan berbagai kendala yang menyulitkan proses penyusunan proposal perdamaian dan laporan keuangan perusahaan.

“AISA mengalami kendala-kendala yang sangat berarti mengingat hingga saat ini manajemen baru masih belum mendapatkan transisi secara proper dari Direksi lama AISA, yaitu Stefanus Joko Mogoginta dan Budhi Istanto Suwito,” lanjut Hengky.

Akibat belum adanya transisi itu, data-data perusahaan, laporan keuangan, dan data-data keuangan lainnya belum diterima oleh Direksi AISA yang baru. Alhasil, manajemen AISA yang baru kesulitan dalam menyusun restatment laporan keuangan 2017 dan laporan keuangan tahun 2018.

Menyiasati hal tersebut, manajemen AISA menyatakan telah melayangkan somasi Direksi AISA yang lama. Namun, somasi tersebut belum diindahkan oleh yang bersangkutan.

“Manajemen memohon pengertian dari segenap stakeholders yanh memiliki kepentingan atas informasi keuangan AISA maupun entitas anak dan meminta kerja sama dari Stefanus Joko Mogoginta dan Budhi Istanto Suwito untuk mengindahkan somasi yang telah AISA layangkan,” tegas Hengky.

Hengky menambahkan, AISA meminta kepada kedua pihak yang tersebut di atas untuk menyerahkan dokumen dan data milik AISA yang masih berada dalam penguasaan kedua pihak itu, meskipun keduanya bukan lagi sebagai pengurus AISA.

“Kami mengharapkan bahwa para pemegang saham, publik, dan segenap stakeholders lainnya dapat tetap menaruh kepercayaan bahwa semua persoalan ini akan dapat teratasi,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: