Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Presiden Filipina Kembali Kecam Gereja, Ia Sebut Uskup 'Laknat'

Presiden Filipina Kembali Kecam Gereja, Ia Sebut Uskup 'Laknat' Kredit Foto: Antara/Reuters/Romeo Ranoco
Warta Ekonomi, Manila -

Presiden Filipina Rodrigo Duterte pada Kamis menyebut para uskup di negara yang sebagian besar warganya adalah umat Katolik, sebagai "laknat", dalam serangan ulang kepada gereja yang telah mengecam tindakannya dalam perang melawan narkoba.

Duterte, yang melancarkan perlawanan terhadap narkoba pada saat memegang jabatan pada 2016, masih tetap populer, tetapi kampanyenya yang membuat ribuan orang terbunuh, telah meningkatan keraguan terhadapnya.

"Cuma saya yang bisa memaki para uskup, ini kebenaran," kata Duterte dalam pidato pada peletakan batu pertama pembangunan sekolah di bagian utara ibu kota Manila.

Duterte tidak menyebut secara khusus kecamannya kepada gereja pada Kamis, termasuk gagasan bahwa kebanyakan uskup adalah homoseksual.

"Mereka harus terbuka, menanggalkan selibat." Duterte yang tidak rajin ke gereja, pada awal masa kepresidenannya mengatakan bahwa dia pernah mengalami pelecehan seksual pada masa kanak-kanaknya, oleh seorang pastor.

Gereja Katolik Roma menghadapi skandal pelecehan seksual di berbagai belahan dunia, meskipun tidak ada kasus besar dilaporkan di Filipina.

Dalam pidato sebelumnya Duterte juga mengolok-olok Tuhan dan ajaran Tritunggal yang Mahakudus. Francis Lucas, pejabat pada Konferensi Wali Gereja Filipina, menyerukan tentang kepekaan.

"Kita harus lebih peka mengehadapi kepekaan dan kemampuan menerima atas sikap pihak lain yang kurang hormat," katanya, seperti yang dilansir dari Reuters (12/1/2019).

Perlawanan terhadap narkoba mendapat dukungan banyak pihak, namun sebagian gereja menjadi lebih kritis terhadap pembunuhan, dengan meminta tindakan yang lebih adil dan memberikan perlindungan kepada pemakai narkoba.

Sekitar 5.000 orang terbunuh dalam operasi oleh polisi anti-narkoba yang didukung Duterte. Polisi menampik tudingan bahwa pembunuhan tersebut merupakan hukuman dan men yebut bahwa para pengedar narkoba itu terbunuh dalam baku tembak, dan polisi membela diri.

Sekitar 80 persen dari sekitar 100 juta penduduk Filipina adalah penganut Katolik Roma.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Clara Aprilia Sukandar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: