Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Hortikultura Bakal Dapat Insentif Riset

Industri Hortikultura Bakal Dapat Insentif Riset Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Gorontalo -

Kementrian Perindustrian terus menggenjot diversifikasi produk komoditas hortikultura untuk memenuhi permintaan ekspor. 

Untuk itu pemerintah tengah menyiapkan skema insentif bagi industri di daerah. Salah satunya insentif dalam hal penelitian dan pengembangan produk agar kualitasnya semakin baik setiap tahun.

“Ini adalah industri yang diharapkan oleh pemerintah. Arahan Bapak Presiden Joko Widodo adalah industri pengolahan berbasis bahan baku dalam negeri,” kata Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto, di Gorontalo, Sabtu (12/1/2019).

Airlangga mengatakan produksi hortikultura akan dimaksimalkan untuk memenuhi kebutuhan industri makanan dan minuman di dalam negeri. Sebagai penyerap produk hasil pertanian dan perkebunan, industri makanan dan minuman memiliki konsistensi kinerja yang gemilang dengan mampu mengatrol baik pertumbuhan industri pengolahan nonmigas maupun ekonomi nasional. Hal ini terlihat dari kontribusi sektor makanan dan minuman sebesar 35,73% terhadap PDB industri non-migas pada triwulan III tahun 2018.

“Kita juga harus mengurangi ketergantungan impor bahan baku produk pertanian sehingga bisa meningkatkan efisiensi di semua rantai nilai industri,” jelasnya.

Sepanjang tahun 2018, nilai ekspor produk hortikultura segar dan olahan diproyeksi mencapai Rp2,23 triliun.

Ketua Umum Partai Golkar itu mengatakan pihaknya juga akan terus mengangkat potensi industri pengolahan komoditas hortikultura di beberapa daerah termasuk Provinsi Gorontalo. Langkah ini sejalan dengan kebijakan hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah bahan baku dalam negeri, sekaligus juga menjadi solusi guna mendongkrak harga komoditas seperti kopra dalam jangka panjang.

“Kami bertekad untuk fokus mendorong sektor industri pengolahan produk hortikulura di Gorontalo. Selain karena potensi alamnya yang melimpah, produk industri kita harus berbasis bahan baku dalam negeri dengan kualitas yang mampu kompetitif di pasar ekspor,” ujarnya.

Berdasarkan data Pemerintah Provinsi Gorontalo, pada tahun 2018, jumlah industri skala besar dan sedang terdapat 20 perusahaan dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 7.693 orang. Sedangkan, industri mikro dan kecil mencapai 12.360 unit usaha dengan melibatkan 31.910 tenaga kerja.

Sektor perkebunan kelapa menjadi prospek andalan berlangsungnya produksi pabrik tepung kelapa dan nata de coco di Kabupaten Gorontalo. Sementara itu, di Provinsi Gorontalo, juga terdapat satu kawasan industri yaitu Kawasan Industri Agro Terpadu (KIAT) di Kabupaten Bone Bolango.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: