Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Fahri Hamzah Sebut Pidato Prabowo Gagal, Maksudnya?

Fahri Hamzah Sebut Pidato Prabowo Gagal, Maksudnya? Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Jakarta -

Wakil Ketua DPR RI, Fahri Hamzah turut berkomentar atas pidato kebangsaan 'Indonesia Menang' yang disampaikan Prabowo Subianto. Hal itu terlihat dari tulisan Fahri yang diunggah melalui akun Instagramnya.

Menurut Fahri, Prabowo telah gagal menunjukkan kepada publik bahwa ia berbahaya dan menakutkan seperti keinginan lawan politik capres nomor urut 02 itu.

"Maaf Pak @prabowo, Bapak gagal menunjukkan kepada publik dan rakyat Indonesia bahwa bapak berbahaya dan menakutkan, seperti keinginan musuh-musuh politik Bapak," tulisnya, Selasa (15/1/2019).

Fahri meminta agar Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi mendorong pasangan calon nomor urut 02 itu jika terpilih nanti untuk berkomitmen membayar utang Indonesia yang dibuat oleh pemerintah sebelumnya.

"Sebab saya duga ada yang menghasut keluar bahwa kalau mereka memimpin, utang NKRI nggak bakalan dibayar. Bayar aja, berapapun!," jelasnya.

 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 

KEGAGALAN PIDATO PRABOWO Maaf pak @prabowo bapak gagal menunjukkan kepada publik dan rakyat Indonesia bahwa bapak berbahaya dan menakutkan, seperti keinginan musuh-musuh politik bapak. Saran ke BPN: Suruh pak Prabowo dan Sandiuno bikin komitmen akan BAYAR HUTANG Indonesia berapapun akibat pemerintahan sebelumnya. Sebab saya duga ada yang menghasut keluar bahwa kalau mereka memimpin, hutang NKRI gak bakalan dibayar. Bayar aja, berapapun! Pak Prabowo hanya perlu melampaui trauma dan phobia yang sudah kadung disebar oleh musuh-musuhnya bahwa beliau itu berbahaya dan mengancam. Seolah beliau akan mengacau dan merusak demokrasi dan transisi yang sudah berjalan. Pidato Prabowo malam ini, mungkin mengecewakan pengikut militan. Tapi bagus memberi sinyal bahwa dalam pemerintahannya bersama Sandiuno semua dapat tempat. Bahkan musuh-musuhnya. Itu sejarah Prabowo. Tidak punya kebiasaan balas dendam. Tapi saya tahu, seberapa “serem” dan “bahaya” Prabowo mau digambarkan. Untung Prabowo memilih Sandiuno yang bukan seorang simbol Islam, bisa habis waktu untuk menjelaskan tuduhan bahwa ini adalah kombinasi “nasionalis radikal dan Islam radikal”. Kalau kemarin seorang ulama dipaksakan, Prabowo akan dituduh bersekongkol dengan Islam radikal untuk membentuk khilafah. Lalu rakyat akan ditakutkan bahwa Prabowo ditunggangi oleh teroris dan ekstrimis untuk membajak NKRI. Jenderal merah putih itu akan dilumuri fitnah. Untung calon wapres pilihan Prabowo adalah seorang anak muda @sandiuno yang jejaknya “modern”. Mencari cara untuk membuatnya nampak radikal dan ekstrem susah sekali. Kecewalah segala rekayasa dan matilah semua jurus. MATI KUTU! Tahun 2013-2014 lalu dalam kurun Pilpres 2014 beliau Prabowo dituduh psikopat dan gila oleh seorang mantan jenderal yang punya banyak bisnis dalam rezim ini. Beliau tidak pernah membalas. Semua dianggap sahabat di jalan yang berbeda. Semua tuduhan dalam Pilpres 2014 sudah hilang. Satu-satunya yang belum adalah menempelkan Prabowo dengan cap “Islam radikal”. Hampir saja sukses. Alhamdulilah sekarang, semua tuduhan hilang. Sebuah titik awal Debat Pertama yang akan lengang. Ia akan menang. Selengkapnya di fahrihamzah.com #fahrihamzah

Sebuah kiriman dibagikan oleh Fahri Hamzah (@fahrihamzah) pada

Menurut Fahri, Prabowo hanya perlu melampaui trauma dan phobia yang sudah kadung disebar oleh lawan politiknya. Meski begitu, pendukung militan Prabowo kecewa atas pidato yang disampaikan Prabowo dengan tema Indonesia Menang.

Anggapan Prabowo seram dan mengancam, lanjut Fahri, itu bakal sirna seketika setelah Prabowo memutuskan untuk menggaet Sandiaga Uno sebagai cawapres. Serta pernyataan Prabowo yang bakal merangkul semua ke dalam kabinet jika ia terpilih menjadi presiden.

"Pidato Prabowo malam ini mungkin mengecewakan pengikut militan. Tapi bagus memberi sinyal bahwa dalam pemerintahannya bersama Sandiuno semua dapat tempat. Bahkan musuh-musuhnya. Itu sejarah Prabowo. Tidak punya kebiasaan balas dendam," terangnya.

"Tapi saya tahu, seberapa “serem” dan “bahaya” Prabowo mau digambarkan. Untung Prabowo memilih Sandiuno yang bukan seorang simbol Islam, bisa habis waktu untuk menjelaskan tuduhan bahwa ini adalah kombinasi “nasionalis radikal dan Islam radikal”. Kalau kemarin seorang ulama dipaksakan, Prabowo akan dituduh bersekongkol dengan Islam radikal untuk membentuk khilafah. Lalu rakyat akan ditakutkan bahwa Prabowo ditunggangi oleh teroris dan ekstrimis untuk membajak NKRI. Jenderal merah putih itu akan dilumuri fitnah," lanjutnya.

Fahri menambhakna, pada periode sebelum pemilu 2014, Prabowo dituduh sebagai sosok psikopat dan gila oleh seorang jenderal yang berada di dalam rezim pemerintah saat ini. Namun, Prabowo tidak pernah membalas fitnah itu dengan fitnah kembali.

Namun, segala bentuk fitnah terhadap Prabowo pada 2014 lalu telah hilamg. Momen jelang Pemilu 2019 adalah titik pertama bagi Prabowo untuk bisa menang.

"Semua tuduhan dalam Pilpres 2014 sudah hilang. Satu-satunya yang belum adalah menempelkan Prabowo dengan cap 'Islam radikal'. Hampir saja sukses. Alhamdulilah sekarang, semua tuduhan hilang. Sebuah titik awal Debat Pertama yang akan lengang. Ia akan menang," tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: