Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kerugian Startup Tanpa Ada Wanita di Dalam Timnya

Kerugian Startup Tanpa Ada Wanita di Dalam Timnya Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Berdasarkan Laporan Kesenjangan Gender, Global Forum Ekonomi Dunia 2019, 68 persen kesenjangan gender di seluruh dunia telah berhasil ditutup, maksudnya sudah tidak ada lagi kesenjangan gender sebesar persenan itu. Namun, ternyata dibutuhkan 108 tahun untuk mencapai kesetaraan gender secara keseluruhan dan 202 tahun untuk mencapai kesetaraan penuh di tempat kerja.

Di 149 negara yang disurvei, hanya ada 17 negara yang saat ini memiliki wanita sebagai kepala negara, sementara rata-rata hanya 18 persen menteri dan 24 persen anggota parlemen secara global adalah wanita. Demikian pula, wanita memegang hanya 34 persen posisi manajerial di seluruh negara di mana data tersedia, dan kurang dari tujuh persen di empat negara dengan kinerja terburuk (Mesir, Arab Saudi, Yaman, dan Pakistan). Selain itu, di antara 29 negara yang datanya tersedia, wanita menghabiskan rata-rata dua kali lebih banyak untuk pekerjaan rumah tangga dan kegiatan tidak dibayar lainnya daripada pria.

Lantas, bagaimana dengan wanita yang bekerja di startup? Ternyata ada kerugian yang bisa berimbas ke startup tersebut jika tidak ada sama sekali wanita di dalamnya, menurut Entrepreneur.com:

Kesenjangan teknologi

Berdasarkan kolaborasi dengan LinkedIn, laporan itu menemukan bahwa hanya 22 persen profesional kecerdasan buatan (AI) secara global adalah wanita, dibandingkan dengan 78 persen yang berjenis kelamin laki-laki. Ini menyumbang kesenjangan gender sebesar 72 persen, yang tetap konstan selama beberapa tahun terakhir dan saat ini tidak menunjukkan tren positif di masa depan. Implikasi dari temuan ini sangat luas.

"Salah satunya, kesenjangan gender keterampilan AI dapat memperburuk kesenjangan gender dalam partisipasi ekonomi dan peluang di masa depan karena AI mencakup keterampilan yang semakin banyak diminati," kata laporan tersebut.

Baik itu dalam sektor AI, fintech, e-commerce atau SDM, memiliki tim yang beragam, merupakan langkah menuju kemajuan, kesetaraan gender dan kesuksesan. Plus, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa memiliki wanita di tim eksekutif adalah kunci keberhasilan organisasi.

Kurang keanekaragaman hal

Penelitian ilmiah di seluruh dunia menunjukkan bahwa berada di dekat orang-orang yang berbeda membuat kita lebih kreatif, lebih rajin, dan bekerja keras. Pada 2012, misalnya, para peneliti di Credit Suisse Research Institute menganalisis kinerja hampir 2.400 perusahaan dengan dan tanpa anggota dewan wanita dari 2005 hingga 2011.

Mereka menemukan bahwa perusahaan dengan setidaknya satu wanita di dewan mengungguli kelompok teman sebaya mereka yang tidak ada wanita sama sekali.

Sedikit bakat

Jika Anda memiliki lebih banyak wanita di posisi kepemimpinan, itu akan menetapkan tren untuk karyawan yang lebih beragam. Lebih banyak wanita akan tertarik untuk mengambil pekerjaan dan memiliki wanita sebagai mentor. Jika tidak, akan berbalik.

Bakat wanita tetap menjadi salah satu sumber daya bisnis yang paling kurang dimanfaatkan, baik dihambur-hamburkan karena kurangnya kemajuan atau belum tersentuh sejak awal, kata Global Gender Gap Report 2017 dari Forum Ekonomi Dunia 2017.

Keuntungan tidak meningkat

Sebuah survei global tahun 2016 terhadap 21.980 perusahaan dari 91 negara, yang mengungkapkan kelangkaan relatif wanita dalam posisi kepemimpinan yang tinggi, mengatakan bahwa kehadiran wanita dalam posisi kepemimpinan perusahaan dapat meningkatkan kinerja perusahaan ketika mendapat untung.

Meskipun studi oleh Institut Peterson untuk Ekonomi Internasional yang berbasis di AS tidak menunjukkan alasan khusus untuk korelasinya, penelitian ini menunjukkan bahwa keuntungan yang lebih tinggi bisa disebabkan oleh peningkatan kreativitas, keragaman keterampilan, dan peningkatan pengambilan keputusan.

 

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: