Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementan Pastikan Stok Beras dan Gula Aman

Kementan Pastikan Stok Beras dan Gula Aman Kredit Foto: Kementan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Pertanian (Kementan) terus mendorong transformasi pertanian dari pertanian tradisional ke modern. modernisasi pertanian merupakan visi pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan pangan.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri menjelaskan, dengan modernisasi, target peningkatan produksi hasil pertanian menjadi lebih visibel untuk diwujudkan. 

"Modernisasi pertanian di antaranya  dilakukan melalui mekanisasi, penggunaan benih unggul, peningkatan indeks pertanian IP, perluasan areal, jika manajemen korporasi sehingga efisien," ujar dia melalui siaran pers, Selasa (15/1/2019). 

Kuntoro melanjutkan, Upaya Khusus (Upsus) padi jagung kedelai (Pajale) juga mampu meningkatkan luas tanam padi secara tajam.

"Hasil dari kebijakan tersebut adalah surplus padi dan jagung sudah bisa dicapai. Pada 2018, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), surplus beras 2,85 juta ton," tambah Kuntoro. 

Ia menambahkan, pada 1984 Indonesia pernah mencapai swasembada beras. Padahal saat itu Indonesia masih mengimpor beras 414 ribu ton. Menurut FAO (1999), suatu negara dikatakan swasembada jika produksinya mencapai 90% dari kebutuhan nasional. 

"Artinya Indonesia dalam empat tahun terakhir sudah bisa berswasembada beras," terang Kuntoro.

Bukti cukupnya ketersediaan stok beras, terlihat dari catatan BPS mengenai pengaruh inflasi yang jauh lebih terkendali sepanjang 2018, yakni sekitar 5,2% per tahun. Angka ini jauh lebih rendah dibanding dengan rata-rata laju kenaikan pada periode 2009-2013 sebesar 8,5% per tahun.

Sementara untuk meningkatkan produksi dan produktivitas gula, berbagai upaya juga dilakukan. Di antaranya peremajaan kebun, varietas baru 140 ton per hektare, revitalisasi Pabrik Gula (PG) lama dan membuka kebun di luar Jawa.

"Melalui upaya-upaya ini, tahun lalu, produksi tebu mencapai 2,12 juta ton dari target 2,4 juta ton," jelas Kuntoro.

Pada sektor industri gula, pengembangkan kebun tebu seluas 200 ribu hektare untuk memenuhi iddle capacity PG existing, dan mendorong pengembangan lahan 500 ribu hektare untuk memenuhi kebutuhan bahan baku 14 PG baru. Pengembangan PG diharapkan mampu membuka lapangan kerja baru bagi 3,87 juta jiwa.

Pada Desember 2018, harga gula sebesar Rp11.850 per kg, harga gula pasir ini masih di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp12.500 per kg.

 

"Stok gula dipastikan aman karena hasil dari pengecekan di lapangan, minggu pertama Januari 2019, stok gula di pedagang juga cukup banyak dan harga di pedagang juga di bawah HET," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: