Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jaring Investor, Kemenkeu Gelar Indonesia PPP Day

Jaring Investor, Kemenkeu Gelar Indonesia PPP Day Kredit Foto: Kementerian Keuangan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyelenggarakan Indonesia Public Private Partnership (PPP) Day 2019 di Singapura dengan tema “Beyond Boundaries: Indonesia As a Global PPP Investment Destination” untuk menjaring lebih banyak investor.

Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, menyampaikan bahwa Indonesia mempunyai APBN yang sehat dan kuat. Selain itu, Menkeu menyampaikan juga bahwa pemerintah memiliki komitmen yang kuat untuk keberlanjutan Public Private Partnership (PPP)/Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU).

“Indonesia merupakan negara terbesar di ASEAN dengan populasi terbesar keempat di dunia, dan ekonomi terbesar keempat di dunia pada tahun 2030. Oleh karena itu, kita membutuhkan pembangunan infrastruktur yang berkelanjutan,” kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (16/1/2019).

Lebih lanjut, Menkeu menyampaikan bahwa dalam menghadapi lingkungan global tahun 2019, pemerintah melihat bahwa pembangunan infrastruktur sangat diperlukan mengingat Indonesia adalah negara besar yang dipisahkan oleh lautan. Pembangunan infrastruktur tersebut tidak semuanya dapat di danai dengan APBN.

Untuk itu, pemerintah Indonesia memperkenalkan skema PPP/KPBU agar pihak swasta dapat berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur.

Untuk mendukung skema ini, pemerintah menyediakan instrument yang mendukung PPP yaitu Project Development Facility, Viability Gap Fund (VGF), Infrastructure Guarantee, dan Special Mission Vehicles (SMV) yang terdiri dari PT Sarana Multi Infrastruktur (PT SMI), PT Indonesia Invesment Fund, PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia dan Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).

Direktur Pelaksana Bank Dunia untuk Indonesia, Rodrigo Chavez, mengungkapkan bahwa Bank Dunia memperkirakan defisit dana infrastruktur yang dialami oleh Indonesia mencapai 1,5 triliun dollar Amerika. Hal ini menurutnya adalah peluang bagi para investor untuk menanamkan uangnya di Indonesia sebagai negara berkembang dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

Menurut Rodrigo, peluang berinvestasi di Indonesia patut diperhitungkan karena iklim investasi di Indonesia sudah semakin baik. Iklim investasi di Indonesia yang baik di Indonesia ditandai oleh pertumbuhan Produk Domestik Bruto yang kuat dengan rata-rata pertumbuhan 5 persen pertahun dari 2015 hinga 2017.

Selain fundamental ekonomi yang baik dan koordinasi kebijakan fiskal dan moneter yang solid, pertumbuhan penerimaan pajak yang tinggi, surat utang Indonesia yang berada pada level investment grade, serta lelang surat utang negara terbaru yang selalu melebihi penawaran dengan rata-rata hingga 2,5 kali turut menjadi capaian ekonomi Indonesia.

Lebih lanjut, Rodrigo menyampaikan bahwa Bank Dunia hadir untuk Indonesia dan optimis bahwa pembiayaan pembangunan infrastruktur berjalan dengan baik.

Dalam kesempatan yang sama, Duta Besar Kanada untuk Indonesia, Peter MacArthur, menyatakan bahwa Indonesia mempunyai anggaran yang kuat dan sehat. Kanada juga tertarik untuk melakukan investasi pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Sementara Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero), Armand Hermawan, mengatakan perusahaan yang dipimpinnya merupakan salah satu instrumen yang dibentuk oleh Kemenkeu untuk memberikan kenyamanan berinvestasi dibidang infrastruktur. PII merupakan BUMN yang diberikan mandat untuk memberikan jaminan pemerintah terhadap risiko yang tidak terjangkau oleh investor.

Armand mengungkapkan, dalam sesi Power Lunch dan Sesi Deep Dive, banyak investor yang menanyakan fungsi penjaminan. Diapun menjelaskan bahwa penjaminan pemerintah dapat meningkatkan kelayakan kredit (Credit Worthiness).

Kemudian, pada sesi Deep Dive PT PII Bersama-sama dengan Kementerian Keuangan dan BUMN di bawah Kementerian Keuangan melakukan pembahasan teknis proyek PPP dengan investor.

Salah satu pembahasan proyek dalam sesi Deep Dive adalah proyek skema PPP perkeretaapian Makassar–Parepare. Dalam proyek ini, PT PII menjalankan mandatnya sebagai pelaksana penyiapan dan pendampingan transaksi proyek (Project Development Facility) yang ditugaskan oleh Kementerian Keuangan. Saat ini proyek Makassar–Parepare telah masuk dalam tahap penetapan pemenang lelang.

“Para investor mulai meyakini bahwa Indonesia merupakan destiny investment. Termasuk dalam bidang infrastruktur menggunakan skema PPP atau KPBU. Terlebih dengan adanya penjaminan pemerintah melalui PT PII membuat nyaman untuk swasta berinvestasi," kata dia.

Lebih lanjut Armand menyatakan bahwa karena penjaminan pemerintah atas investasi swasta yang masuk adalah salah satu kunci Utama keberlangsungan sebuah proyek infrastruktur mengingat panjangnya masa pembangunan hingga operasional sebuah proyek.

“Melalui kegiatan ini, diharapkan para investor akan memperoleh informasi yang akurat dan detail mengenai proyek-proyek di Indonesia dan meningkatkan ketertarikan untuk berpartisipasi dalam proyek berskema PPP,” jelas Armand.

Sebagai informasi,  sampai tahun ini PT PII telah memberikan penjaminan kepada 17 proyek KPBU dari empat sektor yaitu 10 Proyek Sektor Jalan Tol Tol (Batang-Semarang, Balikpapan-Samarinda, Pandaan-Malang dan Manado-Bitung, Jakarta–Cikampek II Elevated, Krian-Legundi–Bunder–Manyar, Cileunyi–Sumedang–Dawuan, Serang-Panimbang, Probolinggo-Banyuwangi dan Jakarta–Cikampek II Sisi Selatan), 3 Proyek Sektor Telekomunikasi (Seluruh paket Proyek Palapa Ring yaitu Barat, Tengah dan Timur), 1 Proyek Sektor Ketenagalistrikan (PLTU Batang), dan 3 Proyek Sektor Air Minum (SPAM Umbulan, SPAM Bandar Lampung dan SPAM Semarang Barat)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: