Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPS: Upah Buruh Tani Naik, Angka Kemiskinan Turun Signifikan

BPS: Upah Buruh Tani Naik, Angka Kemiskinan Turun Signifikan Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis soal perkembangan upah pekerja atau buruh, profil Kesejahteraan dan tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia. Data menyebutkan bahwa upah nominal harian buruh tani pada Bulan Desember 2018 lalu naik 0,19%.

Kepala BPS, Suhariyanto, saat merilis Indikator strategis terkini terkait Perkembangan Ekspor dan Impor Indonesia selama bulan Maret dan Desember 2018.

"Kenaikan ini cukup bagus jika dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya Rp53.056,00 per hari. Di sisi lain upah riil juga mengalami penurunan sebesar 0,38%," ujar Suhariyanto dikutip dari keterangan tertulis yang diterima Warta Ekonomi di Jakarta, Kamis (17/1/2019).

Sementara itu, Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2018 juga mengalami kenaikan sebesar 1,21%. Kenaikan itu cukup signifikan jika dibandingkan bulan Maret yang hanya 101,94 menjadi 103,17. Secara umum, Inflasi selama periode Maret-September cukup rendah yaitu sebesar 0,94 %.

Pada periode itu, lanjut Suhariyanto, harga eceran beberapa komoditas pokok secara nasional mengalami penurunan. Beberapa harga eceran itu misalnya untuk komoditas pokok seperti beras, daging sapi, minyak goreng, dan gula pasir.

"Kalau dirinci untuk harga beras turun 3,28%, Daging Sapi turun 0,74%, Minyak Goreng turun 0,92% dan Gula Pasir turun 1,48%," pungkasnya. 

Suhariyanto mengatakan, jumlah  penduduk miskin pada September 2018 mencapai 25,67 juta orang. Angka itu merupakan angka ril dalam jumlah penurunan yang mencapai 0,28 juta orang. Kemudian pada bulan Maret, penurunan mencapai 0,91 juta.

"Dengan demikian persentase penduduk miskin pada September 2018 menurun 0,16% dari angka sebelumnya 9,66%," katanya.

Yang jelas, lanjutnya, persentase penduduk miskin di Perdesaan dan perkotaan pada bulan Maret 2018 turun secara signifikan.

"Angka tersebut misalnya kemiskinan 7,02% turun menjadi, 89%," katanya.

Menurut Suhariyanto, angka tersebut jika dirinci secara rinci mencakup penurunan penduduk miskin di perdesaan dengan angka sebesar 13,10%. Kemudian penurunan penduduk miskin di perkotaan yang tadinya mencapai 13,1 ribu orang turun menjadi 10,14 juta orang. Ini mengindikasikan kesejahteraan penduduk di perdesaan meningkat.

Kondisi di atas menggambarkan inflasi bahan pangan sangat terjaga pada tahun 2018.

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian, Kuntoro Boga Andi, menyampaikan, data yang dirilis BPST merupakan hasil kerja keras bersama selama 4 tahun. Dan program-program Kementan terbukti berhasil menyejahterakan petani di pedesaan.

Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pembangunan Pertanian 2019 di Jakarta Senin (14/1)/2019 lalu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Eko Putro Sandjojo menyampaikan, bahwa pertanian mendongkrak perekonomian pedesaan. Khususnya dengan program-program terobosan Menteri Pertanian Amran Sulaiman.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: