Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertamina Kembangkan BBM Ramah Lingkungan, ESDM: Itu Sebuah Keharusan

Pertamina Kembangkan BBM Ramah Lingkungan, ESDM: Itu Sebuah Keharusan Kredit Foto: FMB9
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa menghasilkan bahan bakar yang ramah lingkungan merupakan kewajiban warga dunia dan tanggung jawab anak bangsa. Hal tersebut ditegaskan Kementerian ESDM sejalan dengan PT Pertamina (Persero) yang tengah mengembangkan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang lebih ramah terhadap lingkungan.

"Kemajuan atau pertumbuhan ekonomi bangsa ini jika sebesar 5% saja per tahun, kalau kita tidak memulai membuat bahan bakar yang ramah lingkungan, maka 25 tahun lagi polusinya akan sangat buruk. Kalau makin lama polusinya makin buruk, maka tingkat kesehatan masyarakat juga makin terganggu dan akibatnya harapan hidup makin menurun," ujar Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam keterangannya, Jumat (18/1/2019).

Jonan berharap, selain dapat menghasilkan BBM yang ramah lingkungan, agar Pertamina juga menggunakan 100% bahan baku renewable energy.

"Masyarakat berharap minyak diesel yang dihasilkan Pertamina di kemudian hari, akan berasal dari renewable energy, sehingga tingkat polusi yang dihasilkan akan rendah, akan makin sangat berkurang karena tidak bisa jika tidak ada sama sekali polusinya," harap Jonan.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati mengatakan, Pertamina saat ini sedang mengembangkan BBM berbasis sawit yang ramah lingkungan. Pengembangan BBM tersebut dilakukan selain blending FAME, juga co-processing dan hydrorefining.

"Co-processing dan hydrorefining tersebut akan menghasilkan energi yang lebih bersih jika dibandingnkan dengan FAME yang hari ini kami hasilkan. Opsi-opsi pengembangan energi bersih melalui proses hydrorefining tersebut merupakan sepenuhnya hasil karya anak bangsa, hasil kerja sama dengan LAPI-ITB dengan nama katalisnya, katalis Merah Putih," ujar Nicke.

Nicke menambahkan, pengembangan bahan bakar ramah lingkungan ini secara bertahap sedang dikerjakan di beberapa kilang Pertamina dan diharapkan sebelum 2023 sudah dapat diimplementasikan di empat kilang milik Pertamina yang memiliki Residual Fuel Catalytic Cracking (RFCC) yang saatnya nanti akan menghasilkan green diesel, green avtur dan green fuel.

Pengembangan BBM berbasis sawit selain lebih ramah lingkungan dan sedikit menghasilkan polusi, tentunya juga akan dapat meningkatkan nilai tambah dari sawit itu sendiri dan mengurangi impor minyak mentah.

Baca Juga: Kader Gerindra Gantikan AWK Sebagai Anggota DPD RI, De Gadjah: Efektif Kawal Kebijakan dan Pembangunan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: