Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ma'ruf Amin Tersandera Contekan

Ma'ruf Amin Tersandera Contekan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Cawapres Ma'ruf Amin mendapat porsi lebih sedikit menyampaikan pendapat saat debat Pilpres perdana tadi malam. Hal itu membuat Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah turut mengomentari.

Fahri mengatakan, dirinya menyalahkan adanya contekan dari KPU sebelum debat berlangsung. "Itu saya kira, ada unsur para calon disandera oleh teks yang sudah dibocorkan. Akhirnya mental block. Datang itu sudah dengan niat nyontek. Coba kalau nggak ada contekan, orang itu datang niat tempur," ujarnya di Jakarta, Jumat (18/1/2019).

Ia menambahkan, Ma'ruf sebagai politikus senior yang menjadi andalan mantan presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Karenanya merasa kasihan karena Ma'ruf diberi contekan saat akan bertarung dalam debat.

"Dia politisi andalannya Gus Dur. Tapi jadi kelihatannya kayak begitu karena dikepeki, dikasih kepekan (contekan) begini, kasihan," katanya.

Fahri meminta kedua paslon berdebat tanpa menggunakan contekan kisi-kisi. Juga mengibaratkannya sebagai 'tarung kata-kata'.

"Udah lah, lepas, tarung ini, timpa-timpaan aja. Ini kan timpa kata-kata doang, bukan timpa tinju. Kalau timpa tinju, Sandi bisa menang itu, dia olahraga tiap hari. Kita aja nggak kuat," jelasnya.

Selain itu, Fahri juga mengomentari gestur kedua paslon yang menurutnya tidak bebas dan kurang enak dilihat saat debat. Meskipun demikian, ia menilai capres Prabowo Subianto yang memiliki gestur paling lepas karena sempat berjoget kecil di panggung debat.

"Nggak bebas, karena disandera oleh teks. Kurang nikmat kita lihatnya. Meskipun dari 2 (paslon) itu ya kayaknya yang paling lepas itu Pak Prabowo, karena dia sempat nari segala saya dengar. Saya nggak lihat (langsung), tapi saya lihat di media dia nari," terangnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: