Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sapi Belgian Blue Dipercaya Sebagai Upaya Pemenuhan Kebutuhan Daging Nasional

Sapi Belgian Blue Dipercaya Sebagai Upaya Pemenuhan Kebutuhan Daging Nasional Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Bogor -

Balai Embrio Ternak (BET) UPT Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, yang terletak di lereng Gunung Salak desa Cipelang Kecamatan Cijeruk Kabupaten Bogor merupakan pengembangan sapi Belgian Blu. Jenis sapi yang didatangkan dari Negara Belgia tersebut merupakan instruksi dari Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman sebagai upaya pemenuhan kebutuhan daging dan bibit sapi unggul nasional.

Kepala seksi Pelayanan Teknis  Pemeliharaan Ternak BET Cipelang, Yanyan Setiawan, mengatakan, sejak dicanangkannya, Kementan menargetkan kelahiran 1.000 pedet Belgian Blue pada  2019, baik melalui Inseminasi Buatan maupun transfer embrio.

"Saat ini pengembangan sapi Belgian Blue masih bersifat tertutup di 11 UPT lingkup Kementerian Pertanian, dengan beberapa kajian yang dilakukan oleh peneliti dan tim pakar pendukung. Program ini dilaksanakan melalui kerja sama antara Ditjen PKH, Badan Litbang Pertanian, Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, dan Perguruan Tinggi," ujar Yanyan dalam keterangan resmi di Jakarta, Minggu (20/1/2019).

Ia melanjutkan bahwa pengembangbiakkan Belgian Blue dilakukan dengan beberapa cara. Salah satunya adalah transfer embrio, dengan komposisi darah 100% Belgian Blue.

"Metode ini menghasilkan jenis Belgian Blue murni. Sedangkan sapi hasil persilangan dengan sapi eksotik/lokal dengan semen beku memiliki komposisi darah 50% Belgian Blue atau disebut dengan sapi persilangan. Ini untuk menghasilkan sapi Belgian Blue dengan komposisi darah 75%, lalu dilakukan kawin suntik lagi dengan semen beku Belgian Blue untuk menghasilkan pedet komposisi darah Belgian Blue 87,5%, demikian seterusnya," beber Yanyan.

Sedangkan Ilyas, Kepala seksi Pelayanan Teknis Produksi dan Aplikasi, BET Cipelang mengungkapkan sapi-sapi keturunan Belgian Blue yang telah mencapai dewasa mulai dicoba memproduksi semen dan embrionya. Untuk pengembangannya ke seluruh Indonesia, bibit Belgian Blue ini akan disebar ke masyarakat peternak setelah mendapat rekomendasi dari komisi bibit. 

“Sapi jantan hasil transfer embrio akan digunakan sebagai pejantan untuk diambil semennya, sedangkan sapi betina akan digunakan sebagai sapi donor (pemberi embrio) untuk diproduksi embrionya,” ungkap Ilyas.

Sebagai informasi, sapi Belgian Blue adalah rumpun sapi potong kelompok Bos taurus yang berasal dari negara Belgia. Keunggulan sapi Belgian Blue diantaranya mempunyai konformasi perototan yang baik dan persentase karkas yang tinggi sekitar 20% lebih tinggi dari persentase karkas sapi pada umumnya. Kandungan lemak pada sapi Belgian Blue yang relatif lebih rendah dan memiliki efisiensi penggunaan pakan yang baik.Menurutnya, potensi produksi karkas yang tinggi dan performance yang baik merupakan harapan bagi pemenuhan kebutuhan protein bagi masyarakat Indonesia.

Belgian Blue memang bukan sapi biasa, pertambahan bobot badannya tinggi sekali, per hari bisa mencapai 1-1,5 kg.  Dalam sejarahnya, sapi Belgian Blue merupakan perkawinan antara sapi Shorthorn atau Durham dengan sapi lokal Belgia. Sapi hasil persilangan ini memiliki warna kulit kebiruan sehingga disebut dengan Belgian Blue. 

Beberapa keuntungan yang diperoleh dari terjadinya mutasi ini adalah, perototan yang luar biasa, sehingga jumlah karkas juga meningkat dan kandungan lemak rendah. Dengan dikembangkannya sapi Belgian blue ini, diharapkan dapat membantu upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi daging sapi di Indonesia. Keberadaan Belgian Blue digunakan untuk disilangkan dengan sapi lokal untuk meningkatkan perototan sapi lokal.

Pengembangan Seribu Belgian Blue

Sejauh ini, percobaan persilangan sapi Belgian Blue dengan sapi Aceh, Madura, dan sapi Bali juga dilakukan dengan cara melakukan produksi embrio dari sapi-sapi tersebut dengan menggunakan semen Belgian Blue. Hasilnya, produksi embrio dengan donor sapi Bali dan semen Belgian Blue belum menunjukkan keberhasilan, sedangkan donor sapi Aceh lebih responsif ketika dilakukan produksi embrio. 

Tahap Pengembangan di 2019

Menurut Ilyas, saat ini sapi keturunan Belgian Blue yang telah mencapai dewasa mulai dicoba untuk produksi semen dan produksi embrionya. Untuk pengembangannya ke seluruh Indonesia, bibit Belgian Blue ini akan disebar ke masyarakat peternak setelah mendapat rekomendasi dari komisi bibit.

"Sapi jantan hasil transfer embrio akan digunakan sebagai pejantan untuk diambil semennya, sedangkan sapi betina akan digunakan sebagai sapi donor (pemberi embrio) untuk diproduksi embrionya," Ilyas.

Lebih lanjut Ilyas menerangkan, uji coba produksi embrio dengan semen beku Belgian Blue dilakukan pada sapi donor Simmental, Limosin, Angus, Madura, Bali, PO dan Aceh.  Embrio dihasilkan sesuai dengan SNI embrio, dan mengacu pada standar IETS (International Embryo Transfer Society). Sementara untuk embrio dengan komposisi darah 75% ini akan dicoba transfer pada sapi resipien (penerima embrio) untuk memastikan kelahiran anaknya.

Ilyas menyampaikan Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang, sudah bisa memproduksi sperma sapi jenis Belgian Blue dan siap disebar ke masyarakat dalam waktu dekat. Pencapaian ini diklaim sebagai keberhasilan sekaligus menunjukkan pengembangan sapi Belgian Blue di Indonesia memberi hasil positif.

"Saat ini pejantan Belgian Blue sudah siap diproduksi spermanya, untuk sapi murni kita punya Gatot Kaca, kalau untuk silangan ada lima ekor sapi pejantan," kata Kepala Ilyas. 

Ia mengatakan, saat ini pejantan murni sapi Belgian Blue yakni Gatot Kaca sudah dikirim ke Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari untuk disiapkan menjadi sapi Bulls atau pejantan penghasil semen beku. Menurutnya, untuk pengembangbiakan sapi Belgian Blue di tingkat masyarakat lebih disarankan menggunakan Inseminasi Buatan (IB) dengan mengawinkan pejantan Belgian Blue dengan sapi lokal Indonesia.

Menurut ilyas, jika Komisi Bibit maupun Dirjen Pembibitan merekomendasikan sperma Belgian Blue sudah boleh diedarkan, maka tahun 2019 sudah bisa diproduksi. Sekadar informasi, berdasarkan peta jalan pengembangan sapi Belgian Blue di Indonesia, ditargetkan di 2021 akhir sudah siap produksi semen beku dan di 2022 sudah disebar ke masyarakat. Untuk bisa disebar, perlu menunggu rekomendasi dari Komisi Bibit dan Dirjen Peternakan sebagai otoritas yang berwenang memberikan izin. Direktur Pembibitan dan Produksi Ternak, Kementerian Pertanian.

Dikesempatan Lain, Direktur Perbibitan, Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sugiono, mengatakan sebelum disebar ke masyarakat perlu dilakukan kajian lagi untuk mendapatkan data yang akurat terkait tumbuh kembang Belgian Blue.

Ia mengatakan saat ini pengembangan sapi Belgian Blue sudah dikaji di tingkat UPT lingkup Kementerian Pertanian.

"Dan hasilnya bagus, kita akan kaji lagi di tingkat peternak yang sudah bagus manajemenya, setelah itu baru ke masyarakat," imbuhnya.

Menurut Sugiono, sperma Belgian Blue baru bisa disebar di tahun 2021 setelah melalui tahapan kajian yang berjenjang dari lingkup UPT, dan uji coba di peternakan dengan manajemen pengelolaan yang bagus, dan baru ke masyarakat. Hal-hal yang akan dikaji sebelum disebar yakni terlihat pertambahan bobot badan, pertumbuhannya, aspek kesehatan, dan aspek lingkungan.

"Kajiannya perlu dua tahu, dicoba dulu di kelompok tertentu punya manajemen bagus baru dilepas ke peternak," kata Sugiono.

arapan kita semua, lanjutnya, tentunya Sapi Belgian Blue terus dikembangkan sebagai salah satu upaya pemerintah dalam meningkatkan produksi daging sapi dalam negeri yang kebutuhannya cukup tinggi.

"Sapi Belgian Blue yang memiliki bobot lebih besar dibanding sapi pada umumnya diharapkan dapat meningkatkan produksi daging sapi dalam negeri," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Kumairoh
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: