Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasar AI Memang Tumbuh, Tapi...

Pasar AI Memang Tumbuh, Tapi... Kredit Foto: TechCrunch
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bila Anda menggeluti bidang teknologi, tentu familiar dengan istilah kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) dan isu yang menyebutkannya akan menggantikan pekerjaan manusia. Negara-negara di belahan bumi pun memanfaatkan isu itu untuk bertindak preventif, provokatif, bahkan memeranginya.

Sebenarnya, ada yang lebih penting, yakni berapa banyak uang yang diterima oleh startup AI? Siapa yang menyuntikkan dana ke sana? Tren apa yang bisa dibahas mengenai kondisi pasar AI dari waktu ke waktu?

Melansir TechCrunch Senin, (21/1/2019), total dana untuk startup AI mengalami pertumbuhan dari tahun ke tahun. Namun, belum diketahui secara detail kecepatan dari pertumbuhan tersebut. Hal yang perlu digarisbawahi, mereka mengumpulkan uang dalam jumlah besar.

Adapun inilah beberapa putaran terbesar sejumlah perusahaan rintisan AI yang dicatat oleh Crunchbase sepanjang 2018.

1. SenseTime

Perusahaan berbasis di Tiongkok itu mengumpulkan US$1 miliar pada pendanaan seri D. Berdasarkan data Crunchbase dalam kategori startup AI, jumlah tersebut tergolong dalam putaran terbesar. Yang lebih mengejutkan, perusahaan mengumpulkan total US$2,2 miliar dalam tiga putaran selama satu tahun. Mereka menghimpun pendanaan dengan layanan pelacak wajah di mana pun lokasi orang tersebut.

2. UBTech Robotics

Perusahaan rintisan ini juga berbasis di China, berfokus pada robotika. Bila Anda mengunjungi situsnya, mungkin UBTech akan terlihat sebagai pembuat mainan, bukan inovator AI. Namun, siapa sangka, mereka telah mengumpulkan dana segar sebesar US$820 juta dalam pendanaan seri C.

3. Zymergen

Startup biotek yang memproduksi microba untuk perusahaan-perusahaan Fortune 500 ini mengumpulkan US$400 juga pada pendanaan seri C-nya.

Saat Anda membaca deskripsi di atas dengan seksama, Anda mungkin akan bertanya: apa artinya AI? Mari ambil startup Zymergen sebagai contoh. Di situs Crunchbase dan Bloomberg, Zymergen ditandai sebagai startup AI.

Situs Zymergen sendiri tak memuat frasa 'AI' secara gamblang. Ia justru menggunakan kata kunci yang secara umum dikaitkan dengan pembelajaran mesin kecerdasan buatan (machine learning) dan otomasi (automation). Laman beranda, teknologi, dan karier mereka tak juga memiliki istilah tersebut.

Sebaliknya, perusahaan itu fokus pada teknologi molekuler. Hal itu menunjukkan fakta, Zymergen tak menjual kecerdasan buatan. Meskipun mereka juga menggunakan sejumlah alat yang berhubungan dengan AI dalam memahami kumpulan data, apakah hal itu cukup untuk mengidentifikasi Zymergen sebagai startup AI?

Apa Definisi dari Startup AI?

Merujuk pada data dari CB Insights, terjadi peningkatan 72% dalam investasi AI 2018 dari total pendanaan 2017. Sementara menurut Crunchbase, total dana AI 2018 hanya meningkat sebesar 38%, tidak sesignifikan tahun sebelumnya.

Dua angka tersebut menunjukkan, pengumpulan dana AI untuk perusahaan swasta sedang tumbuh. Namun, dari data itu juga diketahui, tidak ada konsensus pasar yang menunjukkan indikator startup AI dengan jelas. Bahkan, laporan Bloomberg yang memuat data CB Insights pun tidak menawarkan definisi itu.

Para profesional pun terus berdebat tentang arti AI sebenarnya, dan siapa yang berhak untuk mengategorikannya. Tidak ada taksonomi untuk startup seperti klasifikasi pada hewan. Hal itu dianggap fleksibel, dan dengan kekuatan PR, Anda dapat mengubah persepsi.

Masalah itu pun serupa dengan krisis definisi yang lebih luas: apa yang disebut dengan perusahaan teknologi? Dalam kasus Blue Apron, investor publik jelas berbeda dengan investor swasta. Lalu, bagaimana dengan perusahaan teknologi dan nonteknologi?

Menarik konklusi, pendanaan untuk startup AI memang meningkat, tetapi tidak diketahui jumlah pastinya. Hal itu baru bisa dipaparkan hingga ada indikator jelas untuk sebuah startup AI.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: