Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perekonomian China Catat 6,6% di 2018, Terendah dalam 28 Tahun

Perekonomian China Catat 6,6% di 2018, Terendah dalam 28 Tahun Kredit Foto: Reuters/Thomas White/Illustration/File Photo
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ekonomi China sedikit menurun di kuartal keempat 2018 dari tahun sebelumnya. Perlambatan itu disebabkan oleh investasi yang lesu dan kepercayaan konsumen yang mulai goyah seiring tekanan perdagangan dari Amerika Serikat (AS).

Dilansir Reuters, Senin (21/1/2019), pertumbuhan perekonomian China di 2018 tercatat sebesar 6,6%, menurun dibandingkan dari 6,8% pada 2017. Angka ini menjadi yang paling rendah dalam 28 tahun sejak 1990.

Tanda-tanda perlambatan ekonomi China ini memicu kekhawatiran akan risiko terhadap ekonomi dunia dan mempengarungi laba perusahaan, mulai dari Apple hingga produsen mobil besar. Negeri Tirai Bambu ini diketahui telah memberikan sumbangsih hampir sepertiga dari pertumbuhan global dalam beberapa tahun terakhir.

Dari data dari Biro Statistik Nasional, Produk Domestik Bruto (PDB) China di kuartal keempat 2018 tumbuh pada laju paling lambat sejak krisis keuangan global, yakni turun menjadi 6,4% dari 6,5% pada kuartal ketiga.

Aktivitas perdagangan yang melemah dan meningkatnya angka pengangguran merupakan sederet tanda perlambatan dari perekonomian raksasa kedua dunia ini.

Para pembuat kebijakan China sebelumnya telah berjanji akan lebih banyak memberikan dukungan tahun ini untuk mengurangi risiko perlambatan yang lebih lanjut.

Namun, beberapa analis meyakini tingkat pertumbuhan ekonomi China jauh lebih lemah dari yang digambarkan data resmi. Menurut mereka, kondisinya cenderung lebih buruk dan perlambatan akan turun ke angka 6,3% tahun ini.

Data Desember yang dirilis bersamaan dengan PDB memberikan gambaran beragam terkait ekonomi China pada akhir tahun. Aktivitas industri naik secara tak terduga, naik 5,7% pada Desember tahun lalu, melampaui ekspektasi 5,3% dan meningkat dari 5,4% pada November.

Sementara investasi dan penjualan ritel terus merana. Investasi aset hanya naik 5,9% pada 2018, lebih rendah dari target sekitar 6,0% dan menjadi yang terendah sejak 1996. Begitu pun, penjualan ritel yang hanya naik 0,1%, menjadi 8,2% pada Desember, dari 8,1% di November, dan mendekati posisi terendah dalam 15 tahun terakhir.

Sumber Reuters mengatakan bahwa China berencana menurunkan target pertumbuhannya menjadi 6-6,5% tahun ini dari sekitar 6,5% pada tahun lalu.

Jika China dan AS menyepakati untuk mengakhiri perang dagang, bahkan para analis memandang hal itu tidak akan memperbaiki perekonomian China, kecuali jika negara itu bisa membalikkan investasi yang lemah, pertumbuhan kredit, dan menjaga pasar properti yang goyah tetap berjalan.

"Akan ada lebih banyak stimulus, mereka telah mengumumkan beberapa rencana yang sedang dalam tahap persetujuan dan akan dilakukan selama tahun ini. Belum waktunya untuk bersantai dan kami akan melihat lebih banyak upaya tahun ini," kata Christy Tan, kepala riset strategi pasar Asia di National Australia Bank di Singapura.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: