Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Alami Masa Sulit, Leo Investment Harap RUPSLB Setujui Divestasi Leo Resources dan Lion Nickel

Alami Masa Sulit, Leo Investment Harap RUPSLB Setujui Divestasi Leo Resources dan Lion Nickel Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Leo Investment Tbk (ITTG) mengaku tengah alami masa yang sangat sulit dalam dua tahun terakhir ini lantaran sejak tahun 2017 hingga 2018, Leo Investment tidak melakukan penjualan. Oleh karena itu, perusahaan yang bergerak di bidang investasi saham tersebut bermaksud untuk mendivestasi seluruh saham PT Leo Resources (LR) dan PT Lion Nickel (LN).

Direktur Utama Leo Investment, Andrey Permana, mengungkapkan bahwa rencana divestasi seluruh saham LR dan LN tersebut masih menunggu persetujuan RUPSLB Leo Investment. Adapun saham yang dimiliki Leo Investment dalam LR jumlahnya mencapai 521.861 lembar saham (99,99%), sedangkan dalam LN jumlahnya mencapai 5.445 (99%).

“Dari rencana divestasi, Leo Investment diharapkan akan menerima dana sebesar Rp30 miliar atau 47,60% dari nilai ekuitas Leo Investment,” jelas Andrey dalam keterbukaan informasi di Jakarta, Senin (21/01/2019).

Ia menambahkan, seluruh saham LR dan LN akan didivestasi Leo Investment kepada PT Geo Seismik Indonesia, yang juga merupakan perusahaan afiliasi dari Leo Investment. Pasalnya, Direktur Independen Leo Investment, Lindawaty, juga merupakan komisaris dan pemegang 40% saham Geo Seismik Indonesia.

Sebagai informasi, LR merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengeboran barubara dengan nilai aset sebesar lebih dari Rp66,22 miliar, liabilitas lebih dari Rp63,14 miliar, dan ekuitas lebih dari Rp3,08 miliar terhitung sampai dengan 30/09/2018. Andrey menyebut, sejak tahun 2016, LR sudah tidak melakukan kegiatan komersial lagi.

“LR masih memiliki beban operasional walaupun sudah tidak melakukan aktivitas operasional dan menurut pandangan Leo Investment, sudah selayaknya LR harus dilakukan divestasi,” tegasnya.

Sementara itu, Andrey menjelaskan pula bahwa sejak tahun 2016, LN tidak lagi melakukan penjualan sehingga dalam kurun waktu tahun 2016 sampai dnegan tahun 2018, tidak ada pendapatan usaha yang dicatatkan oleh LN.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: