Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gerakan Kiai Seperti Gunung? Begini Penjelasan Ma'ruf Amin

Gerakan Kiai Seperti Gunung? Begini Penjelasan Ma'ruf Amin Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Banten -

Calon wakil presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin, menyebut perjuangan para kiai ibarat gunung yang terlihat besar tapi diam, padahal sesungguhnya gunung ada gerakan yang dahsyat seperti awan.

KH Ma'ruf Amin, mengatakan hal itu saat memberikan tausiyah pada acara Istighosah Qubro yang diselenggarakan Pondok Pesantren Bismillah Barubuk, di Padepokan Pencak Silat Banten, di Ciomas, Kabupaten Serang, Banten, Senin (21/1/2019).

Hadir pada acara tersebut, antara lain, Ketua PWNU Banten KH Bunyamin, sejumlah kiai sepuh Banten, serta ratusan santri dan anggota majelis taklim.

"Peran kiai seperti gunung, karena tidak terlihat gerakannya, tapi pengaruhnya sangat dahsyat bagi masyarakat. Dapat menjaga persatuan dan kerukunan umat, serta mengajak umat ke jalan kebaikan," katanya.

Menurut Ma'ruf Amin, semakin besar peran kiai maka tantangan dan ujiannya juga semakin besar. "Kiai turut berperan dalam menjaga perdamaian dan kerukunan dalam kehidupan beragama dan bermasyarakat," katanya.

Mustasyar PBNU ini menjelaskan, dulu pada awal kemerdekaan, bangsa Indonesia mendapat tantangan besar yakni kembali penjajah yang ingin menjabat kembali Indonesia.

Saat itu, kata dia, ada yang hadratussyek, KH Hasyim Asy'ari, yang membuat resolusi jihad untuk mengabarkan perang melawan penjajah, sehingga muncul perang pelayan penjajah yang pertempuran di Surabaya, yang kemudian diperingati sebagai Hari Pahlawan.

"Saat ini tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia, adalah soal ideologi yakni adanya kelompok-kelompok yang ingin mengubah Pancasila sehingga menimbulkan meretakkan di tengah bangsa Indonesia," katanya.

Menurut Ma'ruf, ulama juga berperan dalam menjaga agama dari penafsiran-penafsiran yang menyimpang, sehingga tidak menimbulkan konflik di tengah masyarakatnya.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (non-aktif) ini juga mencermati cara-cara kiai dan ulama dalam berdakwah, ada santun, ada yang diselingi humor, tapi ada juga yang galak, dan bahkan memaki-maki.

"Kalau Nabi Muhammad berdakwah mengajak umat menuju kebaikan dengan cara-cara yang santun. Namun, saat ini banyak orang berdakwah tidak santun, galak. Banyak juga yang al makiyun atau suka maki-maki," kata Ma'ruf.

Menurut Ma'ruf, perjuangan ulama, , seharusnya tidak menyalahi ajaran agama dan aturan. Ma'ruf mengibaratkan perjuangan ulama itu seperti gunung, yang terlihat diam, tapi berpengaruh untuk masyarakat.

"Gerakan kiai seperti gunung. Kita lihat gunung itu kayaknya tidak bergerak-bergerak, padahal gunung itu bergerak seperti geraknya awan. Ulama seperti tidak bergerak, padahal gerakannya dahsyat," ucap Ma'ruf.

Menurut Ma'ruf, ulama memiliki peran mengubah masyarakat menuju jalan benar, menjadi pemimpin, dan mendidik santri. Ulama membuat pesantren untuk melakukan kaderisasi ulama-ulama berikutnya. Ulama juga berperan untuk menyiapkan tantangan yang dihadapi suatu bangsa.

"Ulama juga harus menjaga negara, menjaga agama, juga menjaga akidah, makanya KH Hasyim Asy'ari ketika negara terancam, langsung bangkit membela NKRI, karena NKRI adalah harga mati," ucap Ma'ruf.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: