Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelang Pemilu, Waspadai Ujaran Kebencian di Medsos

Jelang Pemilu, Waspadai Ujaran Kebencian di Medsos Kredit Foto: Agus Aryanto
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI bekerja sama dengan jajaran jejaring sosial untuk menjaga iklim demokrasi yang sehat pada Pemilihan Umum 2019. Hal itu juga dilakukan sebagai upaya membedakan ujaran kebencian dan pandangan politik pengguna media sosial, menjelang pesta demokrasi pada April nanti.

Anggota Bawaslu RI, Fritz Edward Siregar, mengatakan, risiko dari kebebasan berpendapat adalah munculnya ujaran kebencian. Itu juga berlaku pada hal yang berhubungan dengan politik.

“Tiap orang punya keinginan untuk mengutarakan pendapat politik mereka. Ini yang harus kami bedakan, mana yang political speech dan mana yang hate speech, ini risiko dari kebebasan berbicara,” jelas Fritz, Senin (21/1/2019) di Hotel Pullman, Jakarta.

Oleh karena itu, Bawaslu menggandeng Facebook dan deretan perusahaan di belakangnya untuk mengidentifikasi konten dan akun yang mengandung ujaran kebencian. Bentuk kerja sama bisa dimulai dari proses pelaporan.

“Ini yang kami diskusikan dengan facebook, kami menentukan kapan sebuah akun dan postingan masuk ke dalam ujaran kebencian. Misal yang pengikutnya banyak, namun perilakunya mencurigakan," sambung Fritz.

Selanjutnya, Fritz juga meminta peserta pemilu agar melaporkan dana kampanye di Facebook yang mereka gunakan. Tak jarang, peserta lupa untuk melakukan hal itu.

Political campaign fung itu harus dilaporkan, kadang peserta pemilu tidak melaporkan dana yang digunakan untuk kampanye di Facebook,” Fritz menambahkan.

Hal lain yang menjadi kolaborasi Bawaslu dan Facebook, proses edukasi kepada pengguna untuk tidak menyebarkan hoaks. Facebook juga akan membuat pengumuman yang berisi ajakan untuk memilih.

Menurut Director Global Politic & Government Outreach Facebook, Katie Harbath, ada pengumuman tentang cara memilih dan waktu pelaksanaan pemilu karena banyak yang belum tahu tentang hal itu,

"Jadi butuh bantuan sosialisasi," kata Katie Harbath.

Kembali ia menambahkan, sementara untuk menurunkan jumlah pemilih golput dari kalangan muda, Facebook akan menyediakan pembaruan status pengguna mengenai pemilu 2019. Mereka yang sudah menggunakan hak pilih bisa memperbarui statusnya.

“Di hari pelaksanaan, kami akan memuat kabar berita tentang pemilu. Berdasarkan hasil studi internal, pengguna akan memilih ketika rekannya sudah memilih. Jadi akan kami sediakan update status bagi rekan-rekan yang sudah memilih," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: