Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jangan Jadikan Gen Z Target Pasar, Pengusaha Harus Pintar Adu Strategi

Jangan Jadikan Gen Z Target Pasar, Pengusaha Harus Pintar Adu Strategi Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Para pengusaha pemula tahu bahwa kunci untuk memenangkan penjualan adalah memikat konsumen. Namun, terkadang para pendiri terlalu fokus pada stereotip generasi daripada strategi penjualan yang dipersonalisasi. Menjadikan generasi-Z sebagai incaran misalnya.

Tahukah Anda? Ternyata generasi ini banyak dijadikan target pasar karena mereka tetap selangkah lebih maju dari merek. Jika Anda sebagai pengusaha, jangan sampai mengabaikan merek hanya demi mengejar mereka. Misalnya, bisnis yang menginvestasikan semua uang pemasaran mereka ke influencer mungkin segera menemukan metode itu tidak efektif, karena Gen Z menemukan influencer baru untuk diikuti atau ruang baru untuk ditempati. Sebenarnya, yang patut dijadikan kunci di sini adalah personalisasi, bukan generalisasi.

Menyesuaikan strategi Anda untuk memenuhi target pasar

Banyak merek yang terlalu melangkah jauh hanya demi menjangkau konsumen generasi Z. Uang banyak terbuang sia-sia apabila langkah jauh yang mereka ambil tidak memiliki strategi yang tepat sasaran.

Menurut data yang diambil dari Entrepreneur.com (22/1/2019), pengeluaran media sosial meroket tajam hingga 60 persen selama tahun 2016 dan 2017. Demikian pula, Web Strategies Inc. telah mencatat bahwa sebagian besar perusahaan berharap untuk menghabiskan hamper setengah dari uang pemasaran tahunan yang mereka miliki untuk kampanye online pada tahun 2020. Hal itu membuktikan, mengevaluasi dengan cermat mengenai penempatan dana mereka itu penting bagi setiap pemasar.

Lemonade Inc., misalnya, menciptakan peluang yang berfokus pada kaum muda di industri asuransi dengan menggunakan AI dan strategi berbasis seluler dan melakukan penjangkauan di perguruan tinggi. Namun, ternyata hal itu tidak cocok untuk semua pelanggan. Setiap pelanggan memiliki keinginan sendiri untuk berinteraksi dengan sebuah merek.

Sebuah survei Fluent Commerce menemukan bahwa sekitar seperempat Gen-Zers yang disurvei mengatakan mereka menikmati proses. Dalam artian, mereka senang mengunjungi took ritel offline untuk turun langsung melihat barang atau merek yang mereka inginkan.

Untuk memuaskan konsumen yang lebih muda ini, raksasa kacamata berbasis online Warby Parker memutuskan untuk membuka took offline selain menjalankan toko onlinenya. Dan keputusannya itu ternyata membawa hal baik bagi Warby Parker, pasalnya berdasarkan data dari CNBC, toko itu akan segera membuka toko ke-100nya.

Berdasarkan keterangan di atas, jika Anda ingin menjadikan Generasi Z sebagai target konsumen Anda, jangan jadikan mereka mayoritas. Artinya, pertimbangkan untuk membuat strategi yang tepat agar Anda tidak kehilangan banyak dana.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: