Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penetrasi Uang Tunai Masih Tinggi, Kira-Kira Apa Penyebabnya?

Penetrasi Uang Tunai Masih Tinggi, Kira-Kira Apa Penyebabnya? Kredit Foto: Antara/Wahyu Putro A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Mengapa uang tunai masih digunakan oleh sekitar 90% masyarakat Indonesia? Salah satu pemain di sektor pembayaran digital, Ovo menilai ada dua faktor yang memengaruhi hal itu. Apa saja?

Director of Enterprise Payment Ovo, Harianto berujar, kepercayaan konsumen dan infrastruktur memengaruhi dominasi uang tunai di pasar. Karena itu, para pemain pembayaran digital harus mengatasi hal itu untuk meningkatkan penetrasi pembayaran nontunai.

"Tantangan untuk mempercepat pertumbuhan dan penetrasi bagi kami (pemain pembayaran digital), yang pertama itu kepercayaan, lalu yang kedua infrastruktur pendukungnya," papar Harianto, Selasa (22/1/2019).

Saat ini, Indonesia memilki keadaan serupa dengan China dan India lima tahun yang lalu, di mana populasinya besar, tetapi penetrasi pembayaran digitalnya masih rendah. Menurut Harianto, akses kepada pembayaran tersebut berpengaruh terhadap penggunaannya di kalangan konsumen.

Ia memaparkan, "Akses penggunaannya mudah tidak? Yang kami temukan sejumlah konsumen masih punya akses terbatas untuk mendapatkan produk finansial, jadi inklusinya pun rendah. Saat bicara digitalisasi, konektivitas itu penting. Infrastruktur dari pemerintah dapat mendorong cashless society."

Untuk menghadapi tantangan kepercayaan, Ovo sendiri mengambil langkah menggaet partner strategis yang memiliki ekosistem yang kuat. Strategi itu mereka sebut sebagai ekosistem terbuka.

"Kepercayaan konsumen harus kami tingkatkan, karena itu kami menggandeng partner strategis, ini hal penting yang harus diperhatikan," ujar Harianto lagi.

Sejak 2017 hingga 2018, Ovo telah menggandeng Bank Mandiri, Alfamart, Grab, dan Moka sebagai mitra. Pada Oktober lalu, Tokopedia pun resmi bergabung dengan lini perusahaan yang bekerja sama dengan merek yang dikelola oleh PT Visionet Internasional tersebut.

Pengguna Ovo telah tumbuh lebih dari 400% sejak November 2017, 77% di antaranya berada di luar Jabodetabek. Tak hanya itu, selama 2018 Ovo mencatatkan lebih dari 1 miliar transaksi. Pencapaian tersebut diraih dengan strategi tiga pilar, yakni dengan gerai ritel, online-to-offline (O2O), dan e-commerce

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: