Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pasar Properti Melempem, Intiland Gagal Capai Target

Pasar Properti Melempem, Intiland Gagal Capai Target Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Intiland Development Tbk (DILD) pada tahunn 2018 lalu mencatat pendapatan penjualan (marketing sales) sebesar Rp2,28 triliun atau lebih rendah sekitar 22,1 persen dibandingkan perolehan tahun 2017 yang mencapai Rp2,93 triliun. Namun demikian, perseroan berhasil meningkatkan kinerja pendapatan berkelanjutan (recurring income) yang tercatat mencapai Rp595,7 miliar, atau melonjak 12,8 persen dibandingkan tahun 2017 senilai Rp528,2 miliar.

Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Intiland, Archied Noto Pradono menjelaskan bahwa perolehan nilai marketing sales tersebut setara 67,5 persen dari target perseroan 2018 sebesar Rp3,38 triliun. Penurunan marketing sales ini terutama disebabkan kondisi pasar properti yang kurang baik serta turunnya minat beli konsumen.

“Pertumbuhan pasar properti sepanjang 2018 belum seperti yang dihadapkan para pelaku pasar. Minat beli konsumen dan investor turun signifikan dan cenderung mengambil sikap wait and see serta selektif dalam melakukan pembelian. Faktanya adalah pasar menunggu momentum terbaik untuk kembali melakukan transaksi pembelian dan investasi,” ungkap Archied dalam keterangan resminya, di Jakarta, Selasa (22/1/2019). 

Menurut Archied, dari perolehan marketing sales 2018 penjualan yang berasal dari pengembangan proyek-proyek di Jakarta mencapai Rp1,39 triliun, atau 60,8 persen dari keseluruhan. Sementara, hasil penjualan dari pengembangan proyek-proyek di Surabaya mencapai Rp893,7 miliar atau memberikan kontribusi sekitar 39,1 persen.

"Kontribusi marketing sales terbesar masih berasal dari segmen pengembangan mixed-use and high rise yang mencatatkan penjualan sebesar Rp1,21 triliun, atau 53 persen dari keseluruhan. Perolehan ini menurun sekitar 37 persen dibandingkan tahun 2017 yang mencapai Rp1,92 triliun," katanya. 

Archied menjelaskan bahwa kontribusi dari segmen pengembangan mixed-use & high rise terutama berasal dari penjualan proyek Fifty Seven Promenade yang diluncurkan sejak triwulan ketiga 2017. Penjualan dari proyek apartemen yang berlokasi di kawasan pusat bisnis Jakarta ini mendapat sambutan sangat baik dari pasar dan memberikan kontribusi sebesar Rp780,9 miliar sepanjang 2018.

Kendati pun pasar properti kurang kondusif, perseroan justru berhasil meningkatkan penjualan dari segmen pengembangan kawasan perumahan. Pada segmen ini perseroan membukukan marketing sales Rp569,2 miliar, atau melonjak 17,8 persen dibandingkan tahun 2017 senilai Rp483 miliar.

Pengembangan kawasan perumahan yang bersumber dari penjualan tujuh proyek hunian ini tercatat memberikan kontribusi marketing sales sebesar 24,9 persen dari keseluruhan. Gejala ini menegaskan bahwa untuk pasar properti hunian, kinerja penjualan perseroan masih baik serta ditopang oleh masih adanya tingkat permintaan di jenis properti tersebut.

Pada segmen pengembangan kawasan industri, Intiland membubuhkan marketing sales sebesar Rp505 miliar, atau 22,1 persen dari keseluruhan. Penjualan yang berasal dari kawasan industri Ngoro Industrial Park di Mojokerto, Jawa Timur ini lebih rendah sekitar 4,9 persen dibandingkan perolehan 2017 yang mencapai Rp531 miliar.

Archied mengungkapkan bahwa perseroan telah menempuh sejumlah strategi untuk mempertahankan kinerja penjualan di sepanjang 2018. Pada semester kedua tahun lalu, misalnya, perseroan sukses meluncurkan Smart Deals Fest, sebuah program promosi terpadu untuk meningkatkan kinerja penjualan.

“Program ini berlangsung sejak 1 September hingga 30 November 2018 ini dan berhasil meraih penjualan sebesar Rp938 miliar. Hasil penjualan terbesar masih berasal dari kawasan industri dan produk-produk hunian seperti perumahan dan apartemen,” ungkap Archied.

Manajemen perseroan percaya tingkat kebutuhan produk-produk properti hunian masih bisa diandalkan dan akan terus meningkat. Perseroan saat ini memiliki sejumlah proyek pengembangan hunian seperti kawasan perumahan Serenia Hills, Talaga Bestari, Magnolia Residence, dan South Grove yang berlokasi di Jakarta dan Tangerang, serta perumahan Graha Famili dan Graha Natura di Surabaya.

Sementara untuk produk hunian bertingkat, perseroan mengandalkan penjualan dari beberapa proyek di Jakarta seperti apartemen Fifty Seven Promenade, 1Park Avenue, dan Regatta. Di Surabaya, perseroan memasarkan Graha Golf, The Rosebay, dan Praxis.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: