Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Hasil Survei, Ternyata Pemilih di Koalisi Jokowi yang Tak Solid

Hasil Survei, Ternyata Pemilih di Koalisi Jokowi yang Tak Solid Kredit Foto: Antara/Aprillio Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Survei Indikator Politik Indonesia menyebutkan basis pemilih di koalisi pasangan calon presiden dan wakil presiden, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin tidak solid untuk mendukung paslon yang diusungnya, melainkan terpecah mendukung paslon lain.

"Hal ini disebabkan masih adanya 'split ticket voting," kata peneliti Senior Indikator Politik Indonesia, Rizka Halida saat memaparkan hasil survei "Split Ticket Voting dalam Pilpres 2019", di Kantor Indikator, Cikini, Jakarta Pusat, Rabu (23/1/2019).

Lanjutnya, ia mengatakan "Split Ticket Voting" merupakan perilaku pemilih yang memberikan suara kepada paslon yang berbeda dari yang dicalonkan oleh parpol yang didukung.

Menurut Rizka, basis Koalisi Indonesia Kerja (KIK) pengusung Jokowi-Ma'ruf mencapai 56,2%, sementara Koalisi Adil Dan Makmur pengusung Prabowo-Sandi 26,2%. Selebihnya merupakan kelompok non partisan dan basis partai di luar koalisi pengusung dan pendukung.

Survei Indikator Politik ini dilakukan dalam rentang waktu 16-26 Desember 2018 melalui wawancara langsung. Dengan menerapkan sistem multistage random sampling pada tingkat kepercayaan 95%. Responden yang dilibatkan sebanyak 1.220 dengan margin of error 2,9%.

Dalam simulasi dua pasangan calon yang dilakukan oleh Indikator, dengan pertanyaan jika pemilihan presiden diadakan sekarang siapa yang akan dipilih. Maka, PKPI yang berada di koalisi Jokowi-Ma'ruf menjadi partai yang paling solid, 100 persen pemilihnya mendukung paslon nomor urut 01.

Di posisi kedua, yakni PSI sebanyak 91,9% pemilihnya memilih Jokowi-Ma'ruf, sementara 8,1% membelot ke Prabowo-Sandi. Di posisi tiga diduduki PDIP sebagai pengusung utama Jokowi.

"Sebanyak 90,1% basis PDIP memilih Jokowi-Ma'ruf, sementara 6,0% berpaling ke Prabowo-Sandi. Dan 3,9% tidak menjawab," ucapnya.

Sementara itu, tiga partai yang "split ticket voting" nya tinggi atau tidak solid diisi oleh Partai Hanura, PPP dan Golkar. Split basis pemilih tiga partai ini masih di atas 30%. Basis pemilih PPP yang mendukung 01 hanya 53,7% dan 43,2% ke Prabowo-Sandi serta 3,1% tidak menjawab.

Basis pemilih Partai Hanura, lanjut Rizka, hanya 59,1% yang memilih Jokowi-Ma'ruf, dan sebanyak 39,6% ke Prabowo-Sandi serta 1,3% tidak menjawab. Sementara itu, basis pemilih Golkar sebanyak 62,1% mendukung petahana, sedangkan 31,2% ke Prabowo-Sandi dan 6,7% tidak menjawab.

"Pada kelompok partai koalisi Jokowi-Ma'ruf, basis pemilih PPP dan Hanura paling banyak terbelah kepada oposisi," kata Rizka.

Partai pengusung lainnya seperti PKB sebanyak 66,6% basis pemilihnya solid kepada pasangan Jokowi-Ma'ruf, dan 27,0% ke Prabowo-Sandi dan 6,4% tidak menjawab. NasDem 69,6% pemilihnya solid kepada petahana, dan 27,8% membelot ke Prabowo-Sandi, 2,6% tidak menjawab. Perindo 69,9% pemilihnya setia kepada paslon 01, dan 27,9% ke Prabowo-Sandi, dan 2,2% tidak memilih.

Dari data tersebut dapat disimpulkan jika 75,9% basis pemilih Jokowi-Ma'ruf dari 9 partai koalisinya dinyatakan royal kepada pasangan 01. Sedangkan yang masih split atau bisa berubah mencapai 24,1%.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: