Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investasi Ideal untuk Milenial, Seperti Apa Ya?

Investasi Ideal untuk Milenial, Seperti Apa Ya? Kredit Foto: Tanayastri Dini Isna
Warta Ekonomi, Jakarta -

Halofina meresmikan kerja sama dengan Mekar sebagai salah satu partner produk Peer to Peer (P2P) Lending untuk aplikasi perencanaan investasi Halofina, Rabu (23/1/2019). Pada saat yang sama, keduanya memberikan edukasi finansial bertajuk “Pelajari Investasi Milenial Zaman Now” untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan di kalangan masyarakat berusia 18-35 tahun.

CEO Halofina, Adjie Wicaksana, mengungkapkan, 60% milenial tidak merencanakan keuangan. Lebih lanjut, pengeluaran mereka cenderung bersifat konsumtif, bukan produktif.

“29% dari mereka membeli kopi di cafe minimal 3 kali per minggu, kemudian 54% makan di luar rumah setidaknya 3 kali per minggu. Hal itu sudah jadi bagian dari gaya hidup,” ujar Adjie di Jakarta, Rabu (23/1/2019).

Oleh karena itu, pihaknya dan Mekar mengadakan sebuah sesi diskusi dengan masyarakat yang masih tergolong milenial. Dalam diskusi itu disebutkan, gaya hidup konsumtif milenial menjadi tantangan bagi mereka untuk merencakan keuangan yang sehat untuk menyusun masa depan.

“Karena semua bisa diakses lewat ponsel, tekanan sosial meningkat di generasi ini. Lihat orang liburan, jadi ingin liburan juga, cenderung mementingkan gaya hidup. Itu tantangan yang harus mereka hadapi untuk mengelola keuangan dengan baik," tambah Adjie.

Bahkan, Adjie melanjutkan, terkadang bila ada kebutuhan mendesak, terpaksa berutang karena pengeluaran lebih besar dari pada pendapatan. Belum lagi bila ada cicilan yang harus dibayarkan. Karena itulah, dibutuhkan perencanaan sejak dini bagi kaum milenial, termasuk membiasakan diri untuk berinvestasi.

“Cicilan tidak boleh lebih dari 1/3 pendapatan. Kalau gaji Rp10 juta, cicilan maksimal Rp3 juta. Karena harus ada perencanaan investasi masa depan. Idealnya itu, 40% konsumsi, 30% cicilan, 20% untuk tabungan investasi asuransi, 10% untuk dana sosial. Tidak baku, tetapi bisa jadi referensi,” papar Adjie.

Investasi memiliki banyak produk, dari tabungan, deposito, emas, saham, reksa dana, hingga P2P lending. Menanamkan uang di P2P lending jadi salah satu opsi bagi para milenial yang ingin memulai investasi.

Chief Operating Officer Mekar, Pandu Aditya mengatakan, generasi milenial dianggap menyukai kemudahan, ingin semua bisa dilakukan kapan saja, dan di mana saja.

"Investasi P2P lending jadi salah satu opsi karena alokasi dananya menyesuaikan kondisi keuangan, idealnya 10-20% dari pendapatan," Pandu menjelaskan.

Sesi diskusi itu diselenggarakan di DreamHub, SCBD, Jakarta Selatan. Harapannya, dengan diskusi itu para peserta bisa mendapat pengetahuan untuk berinvestasi dan menjadikannya sebagai habit di kalangan generasi muda. Sebelumnya mengadakan acara itu, Halofina dan Mekar telah melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) pada acara Gerakan Indonesia Cerdas Finansial 2.0 (28/8/2018).

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: