Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Simak, 4 Cara Kelola Keuangan di Era Milenial!

Simak, 4 Cara Kelola Keuangan di Era Milenial! Kredit Foto: Unsplash/Rawpixel
Warta Ekonomi, Jakarta -

Uang harus dikelola dengan baik dan penuh perencanaan, apalagi di era penuh konektivitas saat ini. Tekanan sosial tak jarang membuat seseorang menjalani pola hidup konsumtif dan cenderung lupa cara mengatur arus kasnya setiap hari.

Oleh karena itu, mulai saat ini Anda perlu menyeimbangkan pengeluaran produktif dengan keperluan konsumtif. Bila Anda bingung bagaimana caranya, simak beberapa tips dari CEO aplikasi perencanaan investasi Halofina, Adjie Wicaksana dalam mengelola keuangan di era milenial seperti saat ini.

1. Atur Budgeting Keuangan

Menurut Adjie, "Ini bisa menjadi referensi budgeting: dari total pendapatan, 40% digunakan untuk konsumsi; 30% untuk cicilan; 20% untuk tabungan, investasi, dan asuransi; dan 10% untuk dana sosial."

Ia juga menambahkan, cicilan tidak boleh lebih dari 1/3 total pendapatan. Bila Anda memiliki gaji Rp10 juta, maksimal cicilan tiap bulannya adalah Rp3 juta.

2. Sediakan Dana Darurat

Dana darurat itu penting karena ada kemungkinan-kemungkinan tak terduga setiap bulannya, seperti ban bocor, kehilangan pekerjaan, dan sebagainya. Bila Anda tak memiliki dana darurat, maka ada risiko timbulnya keputusan untuk berutang.

"Kalau belum punya tanggungan, bisa sediakan dana darurat selama 3 bulan. Sementara kalau ada tanggungan, dana daruratnya disarankan untuk disediakan hingga 12 bulan. Jadi, bila ada kebutuhan mendesak, bisa mengambil biaya itu," papar Adjie, Rabu (23/1/2019) di Equity Tower, Jakarta.

3. Investasi

Bila Anda memiliki Rp600 ribu, lebih baik ditabung atau digunakan untuk membeli produk investasi? Jawabannya, pilihlah investasi. Jika hanya ditabung, uang Anda tidak memiliki tingkat imbal hasil (return base). Dalam 30 tahun, mungkin saja uang Rp600 ribu Anda bisa bertambah dengan jumlah yang cukup besar.

Adjie menjelaskan, "Tabungan Rp600 ribu per bulan dalam 30 tahun, jadi Rp200 juta. Kalau diinvestasikan dengan imbal hasil 14%, 30 tahun bisa jadi Rp3 miliar."

Investasi dipengaruhi oleh tujuan, profil risiko, dan kondisi keuangan Anda. Jadi, sebelum berinvestasi Anda perlu pertimbangkan jangka waktunya, tujuan penggunaan dana investasinya, produk yang dipilih serta pelajari risikonya, sesuaikan dengan kondisi keuangan.

4. Tips Memilih Produk Investasi

Terdapat beragam jenis produk investasi, mulai dari tabungan, deposito, emas, obligasi, saham, reksadana, properti, peer to peer lending, hingga cryptocurrency. Lalu, bagaimana cara menentukan produk mana yang harus Anda beli?

"Instrumen investasi punya karakter masing-masing. Tiap produk punya keuntungan dan kelebihan masing-masing. Kembali lagi, harus sesuai dengan tujuan dan jangka waktu. Kalau waktunya pendek, sebaiknya yang risikonya kecil. Kalau waktunya lama, pilih yang punya potensi imbal hasil besar," kata Adjie.

Secara singkat, saham memiliki potensi keuntungan besar, tetapi risikonya juga besar. Sementara Reksa Dana Saham memiliki keuntungan dikelola manajer investasi sehingga hanya tinggal menerima hasil, sedangkan kerugiannya, Anda harus berbagi hasil dengan mereka. Lain halnya dengan tanah atau properti, nilainya memang terus meningkat seiring berjalannya waktu, akan tetapi sifatnya tak likuid sehingga butuh waktu bertahun-tahun jika ingin menjual properti atau tanah.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tanayastri Dini Isna
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: