Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

China Bertandang, Dolar AS Jadi Sasaran Empuk

China Bertandang, Dolar AS Jadi Sasaran Empuk Kredit Foto: Unsplash/Sharon McCutcheon
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menyusul dibukanya pemerintahan AS serta upaya perundingan dagang antara AS dan China membuat nilai tukar dolar AS menjadi sasaran empuk bagi mata uang dunia, khususnya Asia. Sejak pembukaan pasar spot pagi tadi, dolar AS sudah terdepresiasi 0,14% oleh rupiah. 

Depresiasi nilai tukar dolar AS di hadapan rupiah kian lama kian dalam. Bahkan, pada pukul 09.00 WIB pagi tadi, rupiah berhasil menembalkan nilai apresiasianya hingga 0,43% ke level Rp14.020 per dolar AS. 

Sejalan dengan rupiah, mata uang Asia lainnya juga berbondong-bondong menyasar dolar AS pada perdagangan pagi ini. Misalnya saja, yuan China yang berhasil menekan 0,24%, yen Jepang menekan 0,16%, won Korea menekan 0,05%, dolar Singapura menekan 0,07%, dan dolar Taiwan menekan 0,18% dolar AS. 

Meskipun begitu, di antara mata uang Asia lainnya, rupiahlah yang mampu menekan dolar AS paling dalam. Sampai dengan pukul 10.00 WIB, rupiah masih membuat dolar AS takluk 0,30% ke level Rp14.043 per dolar AS. 

Senangnya lagi, kini rupiah menduduki klasemen teratas sebagai mata uang terkuat di Asia dengan nilai apresiasi yang cukup tinggi. Rupiah menguat 0,05% terhadap yuan China, menguat 0,28% terhadap dolar Hongkong, menguat 0,16% terhadap yen Jepang, menguat 0,24% terhadap won Korea, menguat 0,27% terhadap dolar Singapura, dan menguat 0,11% terhadap dolar Taiwan. 

Sebagai informasi, meskipun diakui masih jauh dari kata sepakat, China terus menguapayakan untuk menemui titik temu demi tercapainya damai dagang dengan AS. Salah satu upaya tersebut adalah dengan mengirimkan delegasinya, Menteri Liu He, ke Washington untuk melanjutkan perundingan damai dagang dengan AS. Perundingan lanjutan tersebut akan dilaksanakan pada pekan ini, yaitu pada tanggal 30 dan 31 Januari 2019. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: