Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pertahankan Margin Laba, H&M Bakal Kurangi Diskon

Pertahankan Margin Laba, H&M Bakal Kurangi Diskon Kredit Foto: Oslocity.no
Warta Ekonomi, Jakarta -

Martino Pessina, presiden H&M untuk operasi di Amerika Utara bersikeras bahwa penjualan H&M telah kembali meningkat di tahun ini dan melakukan upaya dengan mengurangi potongan harga.

Melansir dari Business Insider (30/1/2019), Pessina mengatakan langkahnya untuk mengurangi potongan harga itu bertujuan guna mempertahankan margin laba dan membangun kembali citra mereknya. 

"Itu tidak sejalan dengan ide bisnis kami," kata Pessina, “ternyata penawaran membunuh kreativitas.”

Pessina menyamakan kesepakatan ini dengan kecanduan gula, dan meskipun akan sulit bagi pelanggan dengan perubahan kebijakan ini, H&M bersikeras tetap akan melakukannya.

Mengurangi inventaris

Persediaan sisa paling rentan terhadap diskon adalah salah satu masalah utama yang dihadapi H&M pada tahun 2018. Pada bulan Maret 2018, kelompok ini mengumumkan bahwa mereka telah mengakumulasi persediaan senilai $4,3 miliar.

Pada saat itu, CEO H&M Karl-Johan Persson mengatakan bahwa pengecer memiliki penjualan yang lemah pada kuartal keempat dan, oleh karena itu, sisa stok telah menghasilkan kebutuhan untuk penjualan obral substansial pada kuartal pertama.

“Setiap potret inventaris berisi banyak produk baru yang sedang dalam perjalanan di kapal, dan di pusat distribusi dan pengisian ulang kami. Hanya sebagian kecil yang sebenarnya ada di toko fisik,” katanya.

Tetapi, analis mengatakan hal itu dapat terjadi juga karena kehilangan citra fesyen H&M dan rantai pasokannya, yang relatif lamban dibandingkan dengan kompetitor mereka, ASOS dan Boohoo.

Guna mengurangi permasalahannya itu, H&M fokus menjaga penanganan yang lebih baik pada inventaris ini dan memastikannya tetap berada di depan tren. Selain itu, mereka juga akan mengurangi risiko diskon besar-besaran.

Menurut laporan triwulanan H&M terbaru, yang dirilis pada bulan Desember 2018, perusahaan memiliki sekitar $3,9 miliar pakaian yang tidak terjual. Menurut Pessina, ini sebagian besar merupakan stok baru.

Saat ini, H&M juga mulai melihat ke arah AI untuk membantu perusahaannya. Mereka melihat bagaimana ia dapat menggunakan AI untuk memprediksi tren mode serta bagaimana ia dapat mempercepat rantai pasokan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Clara Aprilia Sukandar
Editor: Clara Aprilia Sukandar

Bagikan Artikel: