Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

KKP Jajaki Penambahan Investasi Perikanan dari Jepang

KKP Jajaki Penambahan Investasi Perikanan dari Jepang Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan pertemuan bisnis dengan 13 perusahaan Jepang yang bergerak di bidang perikanan dan usaha pendukungnya. Tujuan pertemuan ini untuk membahas peluang investasi di bidang perikanan.

Sekretaris Jenderal KKP Nilanto Perbowo mengatakan, hubungan bilateral Indonesia dengan Jepang telah berlangsung lebih dari 60 tahun. Berbagai kerja sama yang mendukung pembangunan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia terus ditingkatkan, di antaranya kerja sama pembangunan infrastruktur pendukung dan fasilitas logistik di beberapa Sentra Kelautan dan Perikanan Terpadu (SKPT), penyelenggaraan business forum dan pameran, riset maupun studi banding melalui organisasi seperti Japan International Cooperation Agency (JICA) dan Jetro.

Dalam kerja sama investasi dan perdagangan, pada 2017, Jepang menduduki peringkat ketiga sebagai negara investor terbesar di sektor perikanan dengan nilai investasi Rp151,38 miliar atau sebesar 9,18% dari total nilai investasi asing.

"Jepang juga menduduki peringkat kedua sebagai negara importir terbesar produk perikanan Indonesia, dengan nilai ekspor Indonesia ke Jepang mencapai US$672,44 juta," kata Nilanto di Jakarta, Selasa (29/1/2019).

Menurut Nilanto, berbagai kebijakan yang dilakukan pemerintah dalam kurun waktu empat tahun terakhir bertujuan untuk memberikan kontribusi terhadap keberlanjutan sumber daya perikanan Indonesia, baik yang sifatnya bermigrasi jauh  maupun yang bergerak di antara kedua negara.

Hal ini penting, mengingat perikanan menjadi sumber daya hayati yang vital untuk keberlangsungan global food security di masa mendatang. Oleh karenanya, ia mengajak pemerintah maupun pelaku usaha di Jepang untuk mendukung upaya keberlanjutan sektor perikanan dalam berbisnis.

"Dahulu ekspor selalu identik dengan kapal-kapal besar, kadang mereka menggunakan alat tangkap yang sedemikian besar. Tetapi hari ini sudah tidak lagi terjadi. Justru small-scale fisheries (ukuran di bawah 10 GT) yang malah mendapatkan ikan bernilai ekonomi sangat tinggi. Kami dapatkan informasi dari masyarakat, mereka bisa mendapatkan ikan-ikan tuna besar sekali (30-40 kg) karena ikan sekarang sudah mulai banyak merapat ke arah pantai karena fishing mortality jauh berkurang. Ikan sekarang ada kesempatan untuk berkembang biak," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: