Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sarinah Bangun Superblock Senilai Rp1,8 T

Sarinah Bangun Superblock Senilai Rp1,8 T Kredit Foto: Yosi Winosa
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Sarinah (Persero) akan membangun 2 tower di sisi jalan sunda setinggi 164 meter dengan 41 lantai. Proyek dengan investasi senilai Rp1,8 triliun ini direncanakan pada Maret 2019 dilakukan ground breaking dan diselesaikan dalam waktu 30 bulan, dengan menggandeng PT Wijaya Karya dan PT PP selaku konstruktor. Gedung baru tersebut dibangun untuk memfasilitasi produk-produk premium. Seperti fashion dan resto-resto highend serta ruang perkantoran dengan fasilitas modern seperti MICE berstandar internasional (kapasitas minimal 2.000 pcs).

“Gedung lama tetap kami pertahankan karena merupakan salah satu saksi sejarah ritel di Indonesia, kami hanya bisa melakukan perubahan interiornya, karena Sarinah menjadi salah satu heritage dan kami berharap Sarinah bisa menjadi Harrods nya Indonesia," kata Direktur Utama PT Sarinah (Persero), Gusti Ngurah Putu Sugiarta Yasa, di acara Sarinah Awarding Night di Sari Pasific Hotel Jakarta, Kamis (31/1/2019).

Adanya superblock yang akan berdiri di lahan seluas 2,8 hektar di antara jalan Thamrin, Wahid Hasyim, Sunda dan Sabang tersebut diyakini bakal mendongkrak nilai property perusahaan hingga 400% karena lokasinya yang terbilang strategis. Asal tahu saja, respon pasar terhadap tower l terbilang sangat positif. Sementara rencana pembangunan tower ll masih menunggu pembebasan lahan yang saat ini ditempati Kemang Cafe dan Martabak Bos. Superblock ini akan menggunakan konsep mix use dimana 70% segmen bisnis dan sisanya komersil.

"Kami lihat preferensi customer kami saat ini berubah. Kalau dulu mereka ke toko sekedar belanja baju, kerajinan atau makanan, sekarang lebih banyak kongkow kuliner atau aktivitas entertainment yang dipadukan dengan bisnisnya. Makanya kami berubah. Kami harap ini akan jadi icon perdagangan, pariwisata dan MICE masyarakat Jakarta dan Indonesia umumnya. Nanti juga dilengkapi 3 lantai basemen untuk parkir masyarakat yang biasanya kuliner di Sabang jadi lebih rapi jalannya," tambah dia.

Ia melanjutkan, meski di era ecommerce saat ini banyak market place maupun webstore mendominasi industri retail namun perusahaan optimis dengan adanya superblock tersebut lantaran ke depan, offline store diyakini akan sangat strategis posisinya karena sudah terjadi fenomena online to offline (O2O) secara worldwide.

"Hal ini lantaran masyarakat tetap membutuhkan presensi atau toko offline sebagai tempat display. 'Dan kalau di online kita cermati kan barangnya mass market ya dan harganya terjangkau. Kalau di toko-toko kita barangnya branded, unik, premium, kalau batik ya batik tulis misalnya. Ini kan jarang ada di online karena batik tulis gak bisa diproduksi secara massal," kata dia.

Menurut Sudiarta Yasa, hampir enam dasawarsa Sarinah The Window of Indonesia meramaikan dan memberikan sejarah dalam perkembangan industri ritel di Indonesia. Selama ini, Sarinah telah mengayomi, membina dan memasarkan produk dari para pelaku indsutri kreatif seperti batik, tenun, kerajinan dan kuliner.

Terkait, gelaran Sarinah Awarding Night, menurut Sudiarta Yasa, kegiatan tersebut merupakan acara tahunan yang didedikasikan kepada para mitra kerja Sarinah, supplier, tenant dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang selama ini memberikan kontribusi dalam meningkatkan profit.

"Para mitra kerja (supplier UKM) ini, yang jumlahnya lebih dari 1.200 telah bersama-sama membangun Sarinah tetap eksis dan berdiri kokoh dari gempuran peritel modern dan asing. Kerjasama kita ada di 18 kota termasuk Malang, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Makasar, Palembang, dan Medan," ujar dia.

Sementara itu, Direktur Retail PT Sarinah, Lies Permana Lestari mengatakan, mitra kerja merupakan hal yang sangat penting bagi Sarinah. Tanpa mitra kerja Sarinah tidak akan eksis sampai saat ini.

"Penghargaan ini untuk mitra-mitra kita yang setia," jelasnya.

Lebih lanjut Lies mengatakan, Sarinah ada untuk membantu dan meningkatkan perekonomian.

"Kami kaya akan produk-produk Usaha Kecil Menengah (UKM). Itu yang tidak dimiliki ritel lain. Kami juga melakukan pembinaan supaya UKM-UKM naik kelas," imbuhnya

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yosi Winosa
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: