Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Penyebab Produksi Nikel PT Vale Turun pada 2018

Ini Penyebab Produksi Nikel PT Vale Turun pada 2018 Kredit Foto: Freeport Indonesia
Warta Ekonomi, Makassar -

PT Vale Indonesia merilis kinerja sepanjang 2018. Meski mencatatkan peningkatan penjualan, perusahaan tambang nikel itu mengalami penurunan produksi. Pada 2018, PT Vale memproduksi 74.806 metrik ton nikel dalam matte atau turun hampir 3 % dari produksi tahun sebelumnya yang menembus 76.807 metrik ton.

CEO dan Presiden Direktur PT Vale Indonesia, Nico Kanter, mengungkapkan penurunan produksi nikel pada tahun ini dipengaruhi berbagai faktor. Utamanya terkait dampak pemeliharaan pada triwulan III 2018. Selain itu, kandungan rata-rata nikel hasil produksi pada 2018 ternyata lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya. 

"Penurunan ini terutama didorong oleh kandunganrata-rata nikel yang lebih rendah pada tahun 2018 dan dampak dari kegiatan pemeliharaan yang tidak terencana pada pada triwulan III 2018," kata Nico Kanter, dalam keterangan persnya kepada Warta Ekonomi, Jumat (1/2/2019).

Lebih jauh, Nico Kanter menyampaikan HSFO pada 2018 per metrik ton nikel dalam matte yang diproduksi pun mengalai penurunan. Sementara konsumsi batubara meningkat bila dibandingkan pada 2017. Hal tersebut disebabkan oleh inisiatif konversi batubara yang menyumbang penghematan sebesar US$40,1 juta pada 2018.

Nico Kanter melanjutkan konsumsi diesel per metrik ton pada 2018 meningkat dibandingkan pada 2017. Hal itu mencerminkan konsumsi yang lebih tinggi pada 2018 untuk mengoperasikan unit alat berat perusahaan akibat volume material yang dipindahkan lebih banyak.

Secara umum, kas dan setara kas PT Vale Indonesia per 31 Desember 2018 mencapai US 301,1 juta atau meningkat sebesar US$79,5 juta dari saldo pada periode yang sama tahun sebelumnya. Belanja modal pada 2018 adalah sekitar US$99,0 juta, naik dari US$68,5 juta pada 2017. 

PT Vale Indonesia juga mencatatkan penjualan mencapai US$776,9 juta pada 2018. Terjadi kenaikan 23% dibandingkan penjualan perusahaan pada tahun lalu sebesar US$629,3 juta. Peningkatan penjualan dipengaruhi berbagai faktor, baik itu harga realisasi rata-rata nikel maupun harga bahan bakar dan batu bara.

PT Vale juga berhasil membukukan EBITDA sebesar US$ 235,7 juta pada 2018. Pencapaian tersebut terutama didorong oleh peningkatan harga realisasi dan kemampuan untuk menerapkan manajemen biaya yang hati-hati.

Nico Kanter menyebut harga realisasi rata-rata pada 2018 lebih tinggi 27% dibandingkan harga pada 2017. Kenaikan harga tentunya membawa dampak positif terhadap kinerja keuangan perusahaan. "Namun, apa yang membedakan adalah kemampuan kami untuk mengelola biaya secara hati-hati. Pada awal 2018, kami meluncurkan program tantangan US$50 juta target pengurangan biaya dalam tiga tahun," tutup dia. 

Baca Juga: Pria Buleleng Diringkus usai Curi Tabung Gas-Barang Elektronik

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: