Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Proyeksi Inflasi Kaltim Menurun di Februari

BI Proyeksi Inflasi Kaltim Menurun di Februari Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Samarinda -

Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Provinsi Kalimantan Timur memproyeksi tekanan inflasi pada Februari 2019 lebih rendah ketimbang bulan sebelumnya (Januari) yang tercatat berinflasi sebesar 0,56 persen (mtm).

"Perkiraan penurunan inflasi karena akan dimulainya musim panen untuk komoditas jagung di sejumlah tempat yang diperkirakan mempengaruhi penurunan harga pokok penjualan (HPP) ayam ras," ujar Kepala BI KPw Provinsi Kaltim, Muhammad Nur di Samarinda, Sabtu (2/2/2019).

Selain itu, pihaknya bersama segenap pemangku kepentingan terkait yang tergabung dalam Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) terus memantau perkembangan pergerakan inflasi secara khusus, termasuk perekonomian secara umum baik domestik maupun eksternal.

Sejumlah kegiatan telah dilakukan guna mengantispasi kenaikan harga yang berkelanjutan, seperti operasi pasar maupun inspeksi mendadak (sidak) ke pasar tradisional maupun pasar modern serta memantau ketersediaan stok di pasar induk dan distributor utama.

Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk memantau pergerakan harga secara langsung dan memastikan ketersediaan stok di masyarakat. "Bank Indonesia secara konsisten akan terus melakukan asesmen terkait perkembangan perekonomian dan inflasi Kaltim terkini. Tujuannya adalah untuk menuju sasaran inflasi akhir tahun sebesar 3,5 plus-minus 1 persen (yoy)," ucap Nur.

Terkait dengan inflasi yang terjadi pada Januari 2019, ia mengatakan bahwa setelah hari besar keagamaan dan menyambut tahun baru pada Desember 2018, ternyata Kaltim masih mengalami inflasi pada Januari.

Capaian inflasi Kaltim pada Januari 2019 tercatat 0,56 persen, lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yang sebesar 0,54 persen.

Berdasarkan kelompoknya, inflasi tertinggi bersumber dari kelompok bahan makanan sebesar 2,87 persen (mtm) dan kelompok sandang sebesar 0,18 persen (mtm).

"Inflasi bulanan Kaltim tercatat lebih tinggi dibandingkan nasional yang sebesar 0,32 persen (mtm). Adapun capaian inflasi nasional Januari 2019 lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya," katanya.

Berdasarkan komoditasnya, inflasi Kaltim bersumber dari daging ayam ras karena harga pakan yang relatif tinggi menjadi salah satu penyebab tingginya harga pokok penjualan untuk daging ayam ras, mengingat rata-rata harga jagung (pakan utama ayam ras) masih berada di atas harga acuan penjualan sebesar Rp4.000/kg.

"Selain daging ayam ras, ikan layang juga tercatat mengalami inflasi. Cuaca buruk menyebabkan nelayan enggan untuk melaut sehingga pasokan ikan layang terbatas," ucap Nur.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Bagikan Artikel: