Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Geser Tiongkok, Singapura Dominasi Aktivitas Impor Sulsel

Geser Tiongkok, Singapura Dominasi Aktivitas Impor Sulsel Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Makassar -

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat aktivitas impor Sulsel mengalami peningkatan sepanjang 2018. Tercatat kenaikan 13,47% atas transaksi impor berbagai komoditas luar negeri ke Sulsel, dari US$1.043,23 juta untuk periode Januari-Desember 2017 menjadi US$1.183,79 juta pada Januari-Desember 2018. 

Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Sulsel, Akmal, menyampaikan aktivitas impor provinsi ini selama 12 bulan sepanjang 2018 didominasi komoditas asal Singapura. Peningkatannya sangat signifikan di atas 100%. Tidak heran, Singapura berhasil menggeser Tiongkok yang pada tahun sebelumnya tercatat paling dominan soal urusan impor. 

"Impor produk atau komoditas Singapura ke Sulsel sepanjang 2018 mengalami peningkatan 111,49% dari US$219,9 juta pada 2017 menjadi US$465,67 juta. Sebaliknya, impor dari Tiongkok pada tahun yang sama turun 46,97% dari US$269,42 juta pada 2017 menjadi US$142,88 juta," kata dia, di Makassar. 

Masih merujuk data BPS, selain Singapura dan Tiongkok, impor Sulsel juga banyak datang dari Thailand (US$120,01 juta), Argentina (US$85,74 juta) dan Australia (US$69,31 juta). Masing-masing negara itu mencatatkan peningkatan aktivitas impor sebesar 62,33%; 32,24% dan 27,34%. 

Yang menarik, berdasarkan data BPS, terdapat aktivitas impor Sulsel yang cukup besar dari negara baru yakni Denmark. Jika sepanjang 2017, Sulsel hanya melakukan perdagangan sebesar US$0,66 juta untuk produk dari Denmark, tapi pada 2018 tercatat adanya impor dengan nilai signifikan mencapai US$47,35 juta atau ada kenaikan 7.078,45%. 

Baca Juga: Data BPS 'Digoreng', Kepala BPS: Wajar

Lebih jauh, Akmal menyampaikan untuk komoditas yang paling dominan dalam aktivitas impor Sulsel pada 2018 tidak jauh berbeda dibandingkan tahun sebelumnya. Impor bakar mineral disebutnya bahkan semakin besar. Bila pada 2017, impor bahan bakar mineral hanya US$228,71 juta, pada 2018 terjadi kenaikan 101,96% menjadi US$ 461,92 juta.  

Selain bahan bakar mineral, komoditas lain yang diimpor Sulsel pada 2018 dengan nilai cukup besar adalah gula dan kembang gula (US$139,69 juta); gandum-ganduman (US$131,32 juta); ampas/sisa industri makanan (US$103,1 juta); dan mesin peralatan listrik (US$88,87 juta). 

Menurut Akmal, impor gula dan kembang gula serta ampas/sisa industri makanan mengalami peningkatan, masing-masing 34% dan 36,92%. Sebaliknya, impor gandum-ganduman dan mesin peralatan listrik mengalami penurunan, masing-masing 8,96% dan 31,65%. 

Baca Juga: Versi BPS, Begini Pertumbuhan Kunjungan Wisman ke Sulsel

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: