Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jokowi Jangan Sungkan Serang Balik Prabowo di Debat, Swing Voter Menanti

Jokowi Jangan Sungkan Serang Balik Prabowo di Debat, Swing Voter Menanti Kredit Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, Adi Prayitno, mengatakan Capres petahana Joko Widodo (Jokowi) untuk tidak takut elektabilitasnya menurun lantaran menyerang balik Capres 02, Prabowo Subianto dalam debat lanjutan. Ia mengatakan bahwa serangan tersebut justru dinanti oleh swing voter maupun undicided voter.

"Bukan sesuatu yang dibuat-buat," katanya di Jakarta, Rabu (6/2/2019).

Menurutnya, publik berharap debat calon presiden kedua pada 17 Februari mendatang lebih menarik dari debat sebelumnya. Sambungnya, ia mengatakan Jokowi hanya perlu fokus dengan apa yang sudah dilakukan selama empat tahun memimpin pemerintahan yang terkait tema debat kedua yakni, Energi, Pangan, Sumber Daya Alam, Lingkungan, dan Infrastruktur.

"Jadi infrastruktur ini Jokowi banget, karena satu-satunya yang paling nampak dan paling dirasakan secara langsung oleh rakyat adalah infrastruktur. Orang sekarang enggak ngeluh, misalnya, mudik enggak macet, Jawa non-Jawa sekarang pembangunannya sama dan pengiriman barang dan jasa itu semakin lancar. Kan itu berarti nyata," jelasnya.

Sambungnya, Jokowi juga tak perlu takut rivalnya akan mengaitkannya dengan utang negara. "Utang itu adalah suatu yang niscaya dimiliki oleh negara mana pun. Yang penting utang itu bisa dipertanggungjawabkan, bangun ini bangun itu tapi buktinya ada dan enggak dikorup. Bedanya dengan orde baru, sudah utang dikorupsi lagi," tuturnya.

Baca Juga: Debat Pertama Capres, KPK Bilang Gagasan 01 dan 02 Masih Mentah

Baca Juga: Pilpres 2019, Umat Konghucu Kompak Dukung...

Selain itu, ia mengatakan materi lain yang dinilai akan menarik dan rawan menjadi amunisi pasangan 02 ialah soal pangan.

"Isu-isu pangan itu yang bakal diserang, salah satunya adalah impor. Jadi ketika Jokowi nyerang artinya sedang menarasikan keberhasilannya, tapi ingat pertahanannya harus kuat juga. Kenapa diserang di impor, karena di tengah surplus katanya begitu beras yang banyak masih impor saja," ucapnya.

Ia pun mengatakan Jokowi harus mampu menjelaskan dengan baik kenapa Indonesia harus impor.

Selain impor, tambahnya, kenaikan BBM dan tarif dasar listrik juga akan menjadi bahan serangan kubu Prabowo-Sandi.  

"Tinggal disiapkan saja basis argumennya. Misalnya, mencabut subsidi tujuannya untuk mengubah mental, model dan gaya hidup masyarakat yang sangat tergantung dengan subsidi. Biar masyarakat kita ke depan itu mandiri, independen dan tidak tergantung pada subsidi seperti negara-negara maju lainnya. Apalagi subsidi itu seringkali tidak tepat sasaran," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: