Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Putar Otak Buat Bayar Utang, Taxi Express Lakukan...

Putar Otak Buat Bayar Utang, Taxi Express Lakukan... Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Express Transindo Utama Tbk (TAXI) pemiliki taxi Express ini berencana menerbitkan saham baru melalui Penambahan Modal Tanpa Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PHMETD) sebanyak 10 miliar saham atau 466,07% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perseroan. Saham baru memiliki nilai Rp100 per saham dengan nilai nominal sebanyak-banyaknya Rp1 triliun. Hal tersebut dilakukan perseroan guna mengkonversi utang Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014 menjadi saham perseroan. 

Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014 dengan nilai Rp1 triliun memiliki tenor lima tahun dan bunga fixed sebesar 12,25%. Sehingga, obligasi ini akan jatuh tempo pada 25 Juni 2019 ini. 

Dalam keterangannya di Bursa Efek Indonesia, manajemen TAXI menyebutkan jika, saham baru yang diterbitkan perseroan akan dikonversikan secara bertahap. Dimana, konversi tahap pertama sebesar Rp400 miliar atau 4 miliar saham dan akan dilakukan setelah memperoleh persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 8 Februari 2019. 

Kemudian, konversi tahap kedua berupa perubahan Obligasi I Express Transindo Utama Tahun 2014 menjadi Obligasi Konversi (OK) sebesar Rp600 miliar. Sisa OK per tanggal 31 Desember 2020 dapat ditukar dengan 6 miliar saham sesuai dengan keputusan RUPO dan ketentuan yang diatur dalam obligasi konversi. Pemegang OK merupakan Pemegang Obligasi yang namanya terdaftar dalam Daftar Pemegang Obligasi pada penutupan perdagangan Obligasi Perseroan pada tanggal 7 Februari 2019.

Manajemen TAXI menuturkan jika industri transportasi darat, terutama taxi, telah menghadapai tantangan berat sejak taxi on-line mulai beroperasi pada tahun 2014. Seiring dengan meningkatnya kompetisi tersebut, kinerja keuangan Perseroan telah menunjukkan tren yang menurun sejak tahun 2016, dimana Perseroan mulai membukukan kerugian operasional, sementara beban keuangan yang masih tetap tinggi. Beban keuangan kebanyakan berasal dari beban bunga atas obligasi yang diterbitkan oleh Perseroan di tahun 2014. 

Dengan kinerja yang belum membaik sampai dengan tahun 2018 dan beban utang yang masih tetap tinggi, maka untuk pertama kalinya Perseroan terlambat membayar kupon bunga obligasi ke-15 yang jatuh tempo pada tanggal 24 Maret 2018 kepada Pemegang Obligasi. Dilanjut dengan ketidakmampuan Perseroan memenuhi kewajiban pembayaran kupon bunga obligasi ke-16 dan ke-17 yang jatuh tempo masing-masing pada tanggal 24 Juni 2018 dan 24 September 2018.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: