Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Simak! Ini Strategi Bagi Pelaku Bisnis Saat Hadapi Tantangan Baru

Simak! Ini Strategi Bagi Pelaku Bisnis Saat Hadapi Tantangan Baru Kredit Foto: Unsplash/Stefan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Strategi terbaru dan tajam diperlukan oleh para pelaku bisnis dalam menghadapi “Riding New Normal” sebutan bagi tahun 2019, dimana adanya dua ekonomi baru, Digital Economy dan Leisure Economy yang mulai menemukan masa kritikal dan menghasilkan “the whole new world” dengan jutaan peluang pasar dan bisnis baru. 

Kenormalan baru sudah mulai menampakkan bentuknya dan setiap pelaku bisnis harus mulai jeli memasang insting bisnisnya agar bisa menyalip pemain lain di tengah kenormalan baru yang bakal lahir. 

Di sisi lain, bagaimana para Human Resources atau Human Capital menyiapkan transformasi Sumber Daya Manusia (SDM) untuk menjalankan strategi tersebut. Lalu bagaimana strategi yang harus diterapkan?

Direktur Umum dan SDM BPJS Ketenagakerjaan, Naufal Mahfudz yang mengatakan bahwa BPJS harus menyediakan jaminan sosial terbaik untuk Indonesia. Perusahaan yang memiliki 5000 SDM dan tersebar di seluruh Indonesia ini pun harus mentransformasi karyawannya baik secara mentality yaitu berintegritas tinggi dan secara kemampuan menjadi global people.

Pria yang telah berkarir lebih dari 25 tahun di bidang Sumber Daya Manusia/Human Capital membeberkan strateginya melakukan gaya kepemimpinan yang santai namun mengena. 

“Kebetulan komposisi karyawan BPJS lebih banyak gen Y, hampir 70% dengan karakteristik milineals, lebih tanggap pada teknologi, lebih ekspresif dan lebih ingin instant. 30% merupakan gen baby boomer dan X yang memiliki keterampilan teknis cukup mumpuni dan loyal pada perusahaan. Dengan memperbanyak diskusi, sering melakukan employee gathering, terlibat langsung di kegiatan informal yang disukai karyawan, akhirnya meleburkan perbedaan, bahkan mampu mensinergikan kekuatan masing masing gen," ujarnya, di Jakarta, Kamis (7/2/2019).

Tantangan berbeda dialami  Didik Susilo, President Director PT Polytama Propindo yang bergerak di bidang industri petrokimia dan menjadi salah satu perusahaan terbaik Indonesia yang memiliki teknologi Polypropylene terbaik dunia. “Dinamika perubahan VUCA tidak terlalu berdampak pada perusahaan kami, namun kami sudah mulai menyiapkan tim menghadapi digital teknologi, salah satunya dengan mengajak karyawan mulai terbiasa melakukan aktivitas by digital," ujarnya. 

VUCA sendiri merupakan singkatan dari Volatile (bergejolak), Uncertain (tidak pasti), Complex (kompleks), dan Ambigue (tidak jelas) merupakan gambaran situasi di dunia bisnis di masa kini.

Apa strategi kunci dalam pengembangan SDM di era VUCA yang sudah berangsur menjadi new norm ini? 

Brain Behavioral Expert, Amir Zuhdi menyampaikan dengan melakukan aktivasi di beberapa bagian otak dengan cara F3C, yaitu Fokus dalam menentukan Visi dan Prioritas, Flexible, memiliki kecakapan mengelola emosi sehingga mudah beradaptasi dengan segala perubahan, Fast dalam membuat sistem atau aturan yang mudah dijalankan, dan Collaboration, adanya team yang saling memahami dan memiliki chamistry yang sama sehingga terwujud dream team. 

Di samping itu e3w2sdxAmir juga mengingatkan perlunya tim yang tangguh dan gesit melakukan penyesuaian atas strategi yang diambil perusahaan. Tangguh yang dimaksud  bagaimana cukup kuat untuk menahan kondisi buruk atau penanganan terhadap situasi yang tidak diinginkan, disamping mampu menanggung kesulitan atau rasa sakit yang mungkin muncul. 

"Adapun gesit atau Agility, memiliki mental yang cepat dan tajam sehingga dapat berfikir dan mengerti kondisi dengan cepat, mampu cekatan menyesuaikan dan beradaptasi terhadap perubahan," terangnya.

Pada kesempatan yang sama, Jamil Azzaini, Inspirator Sukses Mulia dari Kubik  Leadership mengingatkan para pemimpin untuk  mempertajam strategi agar tidak tersalip dan tertinggal dan mengubah pendekatan pada karyawan. 

"Buka mata lebar lebar, cari tau apa yang sesungguhnya menjadi kebutuhan dan keinginan karyawan dan gunakan hati, untuk mendekati mereka. Sekali Anda dapat menemukan kebutuhan keinginan dan benar dalam mendekati mereka, produktivitas karyawan akan melejit dan mampu menghasilkan hal-hal besar. Perbedaan generasi adalah anugrah dan disikapi dengan positif karena masing masing mempunyai kelebihan. Teruslah untuk tumbuh dan membuka wawasan seluas luasnya agar mendapatkan keuntungan dari perubahan yang tengah terjadi," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Bagikan Artikel: