Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terjerat Sentimen Negatif, Rupiah Harus Legawa

Terjerat Sentimen Negatif, Rupiah Harus Legawa Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Begitu banyak sentimen negatif yang membayangi rupiah membuat pergerakan nilai rupiah kian tertatih-tatih. Alhasil, jelang akhir pekan ini rupiah masih belum beranjak dari zona merah.

Sejak awal pembukaan pasar spot pagi tadi, rupiah sudah terdepreasiasi 0,07% ke level Rp13.90 per dolar AS. Hingga pukul 09.45 WIB, rupiah depresiasi rupiah kian menebal hingga 0,12% ke level Rp13.990 per dolar AS. Ini merupakan depresiasi ke sekian kalinya yang harus dirasakan rupiah. 

Baca Juga: Tak Berpihak, Rupiah Harus Tabah Hadapi Dolar AS

Meskipun begitu, rupiah bukan satu-satunya mata uang Asia yang melemah di hadapan dolar AS. Sebab, dolar AS juga telah membekuk 0,17% yuan, 0,02% won, dan 0,19% baht. 

Tak cukup hanya terdepresiasi di hadapan dolar AS, rupiah juga harus legawa menerima kenyataan terdepresiasi 0,12% terhadap euro dan 0,06% terhadap poundsterling. 

Begitu pun juga di keadaan rupiah di hadapan mata uang Asia. Rupiah hanya mampu menguat 0,05% di hadapan yuan, menguat 0,20% di hadapan baht, dan 0,26% di hadapan dolar Taiwan. 

Baca Juga: Ekonomi Cuma Tumbuh 5,17%, Presiden Ngapain Aja?

Selebihnya, rupiah juga terpuruk. Rupiah melemah 0,11% terhadap dolar Hongkong, melemah 0,13% terhadap yen, melemah 0,08% terhadap won, dan melemah 0,11% terhadap dolar Singapura. 

Bukan lagi soal perundingan damai dagang AS-China, terpuruknya rupiah kali ini lebih banyak ditopang oleh sentimen negatif yang datang dalam negeri. Rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Januari 2019 yang baru saja dirilis membawa kekhwatiran bagi para investor untuk mengoleksi rupiah.

Bagaimana tidak, meskipun berada di atas angka 100, IKK tersebut menurun jauh dari bulan sebelumnya yang mencapai 127. Ditambah lagi pada hari ini data NPI akan dirilis, di mana BI memperkirakan defisit transaksi berjalan masih cukup lebiar di angka 3% dari PDB.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: