Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Airlangga Pede Investasi Berpeluang Meningkat Tahun Ini

Airlangga Pede Investasi Berpeluang Meningkat Tahun Ini Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Perindustrian melihat masih ada semangat dan kepercayaan diri dari para pelaku industri untuk terus melakukan ekspansi. Di sisi lain, investor baru pun berminat ingin menanamkan modalnya di Indonesia.

Hal ini berkat kestabilan kondisi perekonomian dan politik di Tanah Air yang mendukung iklim investasi kondusif serta komitmen pemerintah memberikan kemudahan perizinan usaha.

"Jadi, outlook di 2019, kami optimis investasi akan meningkat dibanding tahun lalu. Meskipun di kuartal terakhir kemarin, ada turbulence ekonomi dengan fluktuasi currency dan trade war. Tetapi, sekarang terihat jelas, optimisme sudah terbangun," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto pada EuroCham Outlook Ekonomi dan Investasi Indonesia 2019 di Jakarta, Rabu (6/2/2019).

Baca Juga: Indef Proyeksikan Investasi Stagnan Hingga Pemilu, Tapi...

Baca Juga: Pemerintah Klaim Optimisme Pelaku Bisnis Terjaga Hingga Kuartal I Tahun Ini

Airlangga lantas mengungkapkan beberapa investor di sektor strategis, seperti industri petrokimia dan baja mulai masuk lagi ke Indonesia.

"Misalnya, Lotte yang telah ground breaking. Itu akan selesai pada 2022 untuk menambah satu juta ton produk plastik dan turunannya," ungkapnya.

Selain itu, klaster industri baja di Cilegon sedang ditargetkan unutk memproduksi sebanyak 10 juta ton pada 2025. Ini tidak terlepas dari kolaborasi antara PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dengan sejumlah produsen baja skala global, seperti Posco, Nippon Steel, Osaka Steel, dan Sango Corporation.

Melalui peningkatan investasi dan ekspansi tersebut, lanjutnya, terjadi pendalaman struktur di industri baja dan substitusi produk impor.

"Sebab, selama dua dekade lalu, investasi petrokimia dan baja ini terhenti. Nah, sekarang mulai bergerak kembali. Selain kapasitas klaster Cilegon bertambah, di klaster Jawa Timur juga terjadi dari divestasi Freeport yang masuk bikin copper smelter," paparnya.

Kemudian, perusahaan-perusahaan smelter nikel di kawasan industri Sulawesi Tengah sudah mampu ekspor senilai US$5 miliar dan mengalami kenaikan hingga 78% ke pasar Amerika Serikat (AS). Ini pun menunjukkan daya saing industri di Indonesia dinilai kompetitif di kancah global.

"Menandakan pula bahwa minat ekspansi di sektor industri tidak hanya dari investor dalam negeri, tetapi juga luar negeri," imbuhnya.

Ketua Umum Partai Golkar itu menambahkan, ekspor perdana smarthome router ke AS yang dilakukan PT Sat Nusapersada di Batam, juga mengindikasikan adanya gairah industri di Indonesia, selain di China dan Vietnam.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: