Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Setelah Terpuruk, Harga Sawit dan Karet di Sumut Mulai Stabil

Setelah Terpuruk, Harga Sawit dan Karet di Sumut Mulai Stabil Kredit Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Warta Ekonomi, Medan -

Harga komoditas unggulan Sumut seperti sawit maupun karet di bulan Februari ini telah menemukan titik keseimbangan yang lebih stabil. Jika selama tahun 2018 karet dan sawit sama sama terpuruk, namun harganya sudah kembali pulih seperti saat sebelum dideklarasikannya perang dagang antara AS dengan China. 

Pengamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin mengatakan, pasca perang dagang tersebut, harga karet maupun sawit terpangkas hingga mencapai 40%. Sebelum akhirnya kembali menguat. Sebelum perang dagang disuarakan oleh Presiden AS Donald Trump, harga karet bergerak dikisaran 180 hingga 200 yen per Kg. 

"Begitu juga harga CPO ditransaksikan dalam rentang 2200 hingga 2300 Ringgit per Tonnya. Kedua harganya sempat anjlok, karet sempat mendekati 130 yen per Kg, dan CPO sempat terpuruk dikisaran 1800 Ringgit per ton," katanya, Jumat (8/2/2019).

Baca Juga: Harapan Gapki untuk Sawit Indonesia di 2019

Namun saat ini kedua harganya sudah kembali pulih, Karet di jual dalam rentang 180 hingga 200 yen per Kg, Dan CPO dijual dikisaran 2300 ringgit per tonnya. Harga karet saat ini dijual dikisaran Rp7.000-an per Kg, setelah di tahun 2018 sempat terpuruk dikisaran Rp4.000 an per Kg. 

"Sementara itu, harga sawit dijual dikisaran Rp1.200 hingga Rp1.600 per Kg tergantung kualitas, padahal di tahun kemarin sempat anjlok dalam rentang Rp500 hingga Rp700 per Kg," ujarnya.

Sejak Januari tahun ini, harga kedua komoditas tersebut memang menunjukan tren kenaikan harga. Namun, untuk sementara waktu, Gunawan pikir harga dua komoditas tersebut akan tertahan sementara di level sekarang. 

"Jika merujuk kepada realisasi harga 1 tahun lalu, kedua komoditas tersebut harganya sudah kembali normal. Bahkan ada beberapa alasan yang menurut saya mengapa harga sawit dan karet tidak akan melanjutkan tren kenaikan dalam waktu dekat," ujarnya.

Dikatakannya, untuk sawit, pasokan diperkirakan akan mengalami peningkatan mendekati musim panen. Untuk karet, secara teknikal harga Baca Juga: karet sudah masuk dalam titik keseimbangan baru. Dan di awal tahun ini dua komoditas tersebut masih minim sentimen.

"Ditambah dengan tren penguatan Rupiah. Harga kedua komoditas tersebut sulit beranjak naik dalam jangka pendek. Selama sisi eksternal tidak bergejolak. Harga komodotas tersebut diyakini di tahun ini akan stabil hingga ada sentiment baru yang menguatkannya," katanya.

Rencana pemerintah meningkatkan porsi CPO dalam bio diesel (B30 dst..) serta rencana untuk mencampur karet untuk kebutuhan aspal sangat dinanti realisasinya.

"Karena kebijakan tersebut lah yang menurut hemat saya lebih berpengaruh dan memberikan dorongan positif terkait dengan pemulihan harga di tingkat petani. Tetapi dengan satu catatan, tidak ada gejolak ekonomi eksternal," pungkasnya.  

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: