Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Fadli Zon yang Buat Puisi Murahan, Kok Tuduh Pihak Lain Menggoreng'

'Fadli Zon yang Buat Puisi Murahan, Kok Tuduh Pihak Lain Menggoreng' Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menduga ada pihak yang sengaja membenturkan Fadli Zon dengan KH Maimun Zubair (Mbah Moen) terkait protes terhadap puisi 'Doa yang Ditukar'.

Juru bicara TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Ace Hasan Syadzily mengaku heran dengan tudingan tim Prabowo-Sandi yang menyebut ada pihak sengaja benturkan Fadli Zon dan Mbah Moen soal puisi 'Doa yang Ditukar'.

"Fadli Zon yang membuat puisi murahan, kok menuduh pihak lain yang menggoreng. Ya, salahkan diri sendiri kenapa membuat puisi dengan kualitas diksi yang nggak mutu," ujarnya di Jakarta, Sabtu (9/2/2019).

Baca Juga: Ternyata Begini Keislaman Jokowi

Ace berpandangan lain. Ia memaklumi protes para santri, karena itu mengingatkan Fadli agar tak mempolititasi ulama.

"Jangan mempolitisasi doa dan mempolitisasi ulama. Apalagi Mbah KH Maimun Zubair itu seorang ulama sepuh yang sangat dihormati," katanya.

Baca Juga: Jokowi Menang Harga Mati

"Yang jelas protes kalangan santri di Kudus itu merupakan reaksi atas puisi Fadli Zon yang dinilai melukai mereka yang memang mencintai keulamaan seorang Mbah KH Maimoen," sambunngnya.

Menurut Ace, puisi Fadli itu bermaksud buruk. Oleh sebab itu, dirinya berharap ada pelajaran yang bisa dipetik Fadli dari peristiwa tersebut.

"Sebenarnya puisinya Fadli Zon ini bermaksud memanfaatkan slip of tongue Mbah Maimun dalam doanya beliau di depan Pak Jokowi. Namun karena niat jeleknya itu, justru puisi itu dinilai menghina kiai yang sangat dihormati. Ini pelajaran bagi Fadli agar jangan sok puitis. Jangan mempolitisasi ulama untuk kepentingan elektoral," terangnya.

Sebelumnya, puisi 'Doa yang Ditukar' karya Fadli diprotes para santri yang tergabung dalam Aliansi Santri Membela Kiai (Asmak) di Kabupaten Kudus. Mereka menuntut Fadli minta maaf karena dinilai telah mencela kiai.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Irfan Mualim
Editor: Irfan Mualim

Bagikan Artikel: