Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Populasi Motor Listrik Ditargetkan Naik 2,1 Juta Unit

Populasi Motor Listrik Ditargetkan Naik 2,1 Juta Unit Kredit Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Warta Ekonomi, Surabaya -

Pemerintah menargetkan ada peningkatan populasi kendaraan bertenaga listrik atau hybrid pada 2025 sebanyak 2.200 unit mobil dan 2,1 juta unit sepeda motor.

Menurut Menteri ESDM, Ignasius Jonan, energi baru terbarukan (EBT) dan kendaraan listrik akan menjadi salah satu faktor yang bakal mempengaruhi tatanan perekonomian di masa depan.

"Ada empat industri yang akan sangat berkembang besar, yaitu online, artificial intelligent, kendaraan listik, dan energi baru terbarukan," kata Jonan di Surabaya, Minggu (10/02/2019).

Masuknya motor listrik dan EBT tercermin melalui makin meningkatnya nilai investasi yang masuk dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2017 nilai investasi EBT sebesar US$1,34 miliar dan naik lagi di tahun 2018 yaitu US$1,6 miliar.

"Sektor EBT ini makin lama makin meningkat," sambung Jonan.

Naiknya investasi tersebut tak lepas dari adanya penandatanganan 74 kontrak power purchase agreement (PPA) dengan kapasitas pembangkit sebesar 1.576 mega watt (MW) sejak tahun 2017 hingga 2018.

Tak hanya itu, pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT pun meningkat. Kini, pemerintah gencar membangun pembangkit listrik berbasis EBT dan ekspansi penggunaan motor listrik demi menjawab tantangan global dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan domestik.

Di tahun 2019, pemerintah menargetkan nilai investasi US$1,9 miliar dari sektor EBTKE. Terkait kendaraan listrik, komitmen Pemerintah Indonesia adalah dengan mendatangkan teknologi EV dan menuangkannya dalam Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional.

Di samping itu, pemerintah juga sedang merancang Peraturan Presiden tentang Program Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik untuk Transportasi Jalan.

Dari empat komponen tadi, tantangan terbesar menurut Jonan adalah memberikan akses energi kepada semua lapisan masyarakat dengan harga terjangkau sesuai sila kelima, yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Tagline pemerintah di bidang energi, menyediakan energi secara merata dengan harga terjangkau.Kalau energi ada tapi tidak terjangkau, buat apa," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: