Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

74% Konsumen Tolak Kenaikan Tarif Ojek Online

74% Konsumen Tolak Kenaikan Tarif Ojek Online Kredit Foto: Nico Martiano Akbar
Warta Ekonomi, Jakarta -

Research Institute Of Socio-Economic Development (RISED) melakukan survei  tentang wacana kenaikan tarif ojek online (ojol) dengan melibatkan 2.001 konsumen pengguna ojol di 10 provinsi. Survei ini dilakukan untuk menjawab dampak dari berbagai kemungkinan kebijakan ojol dan respon konsumen terhadapnya.

Hasilnya sebanyak 74% konsumen menganggap tarif ojol sekarang telah sesuai hingga sangat mahal. Sementara sisanya mengaku bahwa tarif ojol saat ini murah bahkan sangat murah.

“Konsumen sangat sensitif terhadap segala kemungkinan peningkatan tarif,” kata Ketua Tim Peneliti RISED, Rumayya Batubara, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (11/2/2019).

Baca Juga: Yah...Kenaikan Tarif Ojol Bakal Tingkatkan Kembali Penggunaan Kendaraan Pribadi

Tidak hanya itu, lanjut Rumayya hasil survei juga mengungkapkan bahwa peningkatan tarif ojol akan berpotensi adanya penurunan jumlah konsumen.

"Kenaikan tarif ojek online berpotensi menurunkan permintaan konsumen hingga 71,12%," ujarnya.

Rumayya  menambahkan, jika ada kenaikan tarif, sebanyak 48,13% responden hanya mau mengeluarkan biaya tambahan kurang dari Rp5.000 per hari. Selain itu, 23% responden tidak ingin mengeluarkan biaya tambahan sama sekali.

Dengan adanya peningkatan tarif ojek online, dinilai juga akan berpengaruh terhadap peningkatan jumlah pengeluaran konsumen. Pasalnya rata-rata jarak tempuh konsumen sejauh 8,8 km per hari. Dengan jarak tempuh sejauh itu, bila terjadi kenaikan tarif dari 2.200 per km menjadi 3.100 per km, maka pengeluaran konsumen akan bertambah sebesar Rp7.920 per hari.

"Bertambahnya pengeluaran sebesar itu akan ditolak oleh kelompok konsumen yang tidak mau mengeluarkan biaya tambahan sama sekali dan yang hanya ingin mengeluarkan biaya tambahan kurang dari Rp5.000 per hari. Total persentasenya mencapai 71,12%," jelasnya.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Kumairoh

Bagikan Artikel: