Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kedua Capres Diuji Atasi 'Biang Kerok' Defisit Neraca Migas

Kedua Capres Diuji Atasi 'Biang Kerok' Defisit Neraca Migas Kredit Foto: Antara/Ardiansyah
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kedua calon presiden akan ditantang mencetuskan solusi untuk penurunan impor migas dan juga lambatnya peningkatan eksplorasi minyak, di mana kedua masalah itu telah menjadi biang kerok defisit neraca migas yang sebesar 11,6 miliar dolar AS pada 2018.

Ketua Komisi VII DPR Gus Irawan Pasaribu mengatakan impor migas, termasuk di dalamnya impor minyak mentah dan Bahan Bakar Minyak (BBM) telah sangat membebani defisit neraca transaksi berjalan dan turut menguras cadangan devisa di 2018.

Ketika permintaan BBM dalam negeri terus meningkat, kata Gus Irawan, kegiatan eksplorasi sumber-sumber migas justeru terus menurun. "Produksi bukan lagi stagnan, tapi menurun. Itu akhirnya impor migas kita naik terus. Belum ada kebijakan signifikan bisa menaikkan 'lifting' minyak," kata Gus di Jakarta, Senin (11/2/2019).

Politisi Gerindra itu mengatakan meningkatnya impor migas ini dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi sumber keprihatinan mengenai ketahanan energi di Tanah Air.

Ekonom INDEF Bhima Yudhistira menilai impor migas dan lemahnya eksplorasi minyak di dalam negeri adalah masalah struktural yang harus dituntaskan presiden yang kelak akan terpilih untuk 2019-2024.

Baca Juga: Impor Komoditas Migas dan Non-Migas Capai Rp62,9 Triliun

Baca Juga: KPU Akan Perbanyak Interaksi Capres di Debat Capres Kedua

Menurut catatan Bhima, realisasi lifting minyak pada 2018 hanya 778 ribu barel per hari atau turun 3,21 persen dari 2017.

Dia memberi beberapa catatan bahwa iklim investasi di sektor migas harus dibenahi agar menarik investor untuk meningkatkan produksi dalam negeri. Pembangunan kilang juga mesti dipercepat, serta insentif dan kebijakan yang kondusif untuk energi baru dan terbarukan.

"Ini adalah masalah struktural. Kita menunggu ide-ide cerdas capres untuk menuntaskan masalah ini," ujarnya.

Berdasarkan statistik neraca transaksi berjalan untuk 2018, neraca perdagangan migas mengalami defisit hingga 11,6 miliar dolar AS/ Defisit tersebut disebabkan melejitnya impor migas hingga 29,2 miliar dolar AS, naik dari 22,9 miliar dolar AS pada 2017 ataupun dari 2016 ketika impor hanya 17,7 miliar dolar AS. Sementara ekspor migas pada 2018, hanya 17,6 miliar dolar AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Vicky Fadil

Bagikan Artikel: