Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nasib Rupiah: karena Nila Setitik, Rusak Susu Sebelanga

Nasib Rupiah: karena Nila Setitik, Rusak Susu Sebelanga Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perjuangan nilai tukar rupiah untuk dapat kembali menarik hati para investor belum membuahkan hasil maksimal. Hingga saat ini, investor masih kehilangan selera untuk mengoleksi rupiah. Alhasil, rupiah belum juga beranjak ke zona hijau.

Hingga pukul 12.35 WIB, rupiah masih terdepresiasi 0,14% ke level Rp14.060 per dolar AS. Beruntung, nilai depresiasi rupiah kian menipis di hadapan dolar AS setelah sebelumnya sempat menyentuh 0,39%. Perlahan-lahan, rupiah juga mulai bangkit menguat di hadapan mata uang Asia. Kini, rupiah bisa sedikit mengungguli yen dengan terapreasiasi 0,06%.

Bak pribahasa karena nila setitik, rusak susu sebelanga, begini nasib rupiah: karena sentimen negatif, rusak sudah kepercayaan investor. Usut punya usut, ada beberapa sentimen yang menghantui investor sehingga enggan jatuh hati kepada rupiah.

Baca Juga: Rupiah Jaga Gawang! Jangan Mau Kebobolan Lagi

Pertama, rupiah belum mendapat dukungan positif dari data perekonnomian Indonesia. Sebagaimana yang sudah diwartakan, data defisit transaksi berjalan di kuartal IV tahun 2018 tercatat sebesar 3,57% dan sekaligus menjadi yang terdalam sejak kuartal II tahun 2014 lalu.

Artinya, data tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia bukan dalam keadaan yang baik sehingga maklum saja jika timbul keragu-raguan di hati investor. Beruntunglah, rupiah sedikit tertolong dengan adanya kebijaksanaan The Fed untuk menahan suku bunga acuan di awal tahun 2019 ini.

Meskipun begitu, rupiah juga mendapat sentimen lain dari dua negara yang menjadi penguasa ekonomi dunia, yaitu AS dan China. Perundingan damai dagang antarkedua negara tersebut hingga saat ini masih belum mencapai kata mufakat. Artinya, bayang-bayang adanya lanjutan perang dagang AS-China masih menghantui pola gerak pasar global.

Rupiah hanya bisa berharap, pada 01/03/2019 mendatang AS-China bisa mengambil langkah terbaik dengan berdamai dan mengakhiri perang dagang yang selama ini terjadi.

Baca Juga: Rupiah Kian Moncer Didukung Pertumbuhan Ekonomi

Masih ada satu lagi sentimen yang juga berpengaruh terhadap daya tahan rupiah, yaitu isu akan dilakukannya kembali penutupan pemerintahan AS oleh Trump. Hal itu terjadi lantaran masih belum ada titik temu antara Trump dan pemerintahan AS berkaitan dengan anggaran yang diajukan Trump untuk pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko.

Baca Juga: Imigrasi Depak WN Turki dari Bali gegara Sembunyikan Buronan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Lestari Ningsih
Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: